Moskow, MINA – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer khusus di wilayah Donbas, Ukraina timur.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan orang-orang Donbas meminta bantuan Rusia, menurut kantor berita Rusia TASS.
“Dalam hal ini … saya memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus,” tambahnya seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Menyusul pengumuman Putin, ledakan besar dilaporkan terjadi di ibu kota Ukraina, Kyiv dan Kramatorsk.
Baca Juga: Kuba Kecam Tindakan Militer Israel yang Menewaskan Ana-Anak Palestina
Sebelumnya, para pemimpin separatis di Ukraina timur telah meminta bantuan Putin dalam memukul mundur agresi dari tentara Ukraina, kata Kremlin pada Rabu (23/2) malam.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, para pemimpin wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri di Ukraina menulis surat kepada Putin untuk meminta bantuan.
Pada Senin (21/2), Putin mengumumkan, Moskow mengakui dua wilayah Ukraina timur yang memisahkan diri dari Ukraina yaitu Luhansk dan Donetsk sebagai negara “merdeka”, diikuti dengan cepat dengan mengirim pasukan untuk “menjaga perdamaian” di sana.
Pengumuman itu menuai kecaman global yang luas sebagai pelanggaran Piagam PBB dan hukum internasional, dengan negara-negara Barat mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia.
Baca Juga: PBB Desak Bantuan Donor Berkelanjutan di Tengah Krisis Afghanistan
Langkah terbaru Putin mengikuti pengumpulan 100.000 personel tentara dan alat berat Rusia di dalam dan sekitar tetangganya, dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menuduhnya menyiapkan panggung untuk invasi.
Rusia membantah sedang mempersiapkan invasi dan sebaliknya mengklaim bahwa Barat telah merusak keamanannya melalui ekspansi NATO ke perbatasannya. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)