RUU Anti-Imigran Finlandia Ancam Migran dan Keluarga Campuran

Pengungsi Irak di Finlandia. (foto: Jussi Nukari/Lehtikuva)
Pengungsi Irak di . (foto: Jussi Nukari/Lehtikuva)

Helsinki, 13 Jumadil Awwal 1437/21 Februari 2016 (MINA) – Rancangan Undang-Undang (RUU) Finlandia yang saat ini pada tahap konsultasi, menuntut tingkat pendapatan yang tinggi bagi warga Finlandia dan asing berada di bawah perlindungan kemanusiaan.

Mereka yang terancam terkena jika RUU ini menjadi UU adalah pengungsi, pencari suaka, dan imigran dilindungi yang memegang izin tinggal atau yang ingin tinggal di Finlandia bersama pasangannya warga negara dan anak-anak non-Uni Eropa.

Ancaman itu dirasakan oleh Annastiina Kallius (warga Finlandia) dan Babak Arzani (warga Iran), pasangan dan aktivis kemanusiaan yang bertemu di sebuah kelompok teater di Hungaria lima tahun yang lalu dan mereka jatuh cinta tak lama setelah itu.

Keduanya memiliki mimpi tinggal bersama di Finlandia.

Arzani (29) adalah seorang insinyur perangkat lunak dari Esfahan, Iran, yang saat ini tinggal di Hongaria.

Tapi impian mereka pindah ke Finlandia akan menghadapi hambatan serius, jika RUU yang disusun oleh Kementerian Dalam Negeri Finlandia disahkan oleh parlemen dan menjadi hukum.

“Jika saya pindah ke Finlandia, sama sekali tidak ada jaminan saya bisa menemukan pekerjaan yang bisa membayar cukup kepada saya untuk membawa pasangan saya ke negara saya,” kata Kallius kepada Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

RUU menunjukkan bahwa warga negara yang ingin hidup dengan pasangan non-Uni Eropa di Finlandia harus memiliki laba bersih bulanan minimal € 1.700 ($ 1.900).

Keluarga dengan dua anak akan membutuhkan laba bersih minimal 2.600 euro ($ 2.900). Dengan tingkat pajak yang tinggi, ini sesuai dengan pendapatan kotor sekitar 4000 euro ($ 4.500).

Warga Finlandia lainnya yang memiliki pasangan warga asing, Aiski Ryokas (28), mengaku tidak yakin dia akan diterima kembali di negara asalnya.

Ryokas yang saat ini tinggal di Hungaria menunjukkan bahwa profesinya di manajemen budaya adalah bidang yang tingkat pendapatannya rendah.

Dia perlu mencari pekerjaan dengan gaji jauh lebih tinggi dari rata-rata di daerah untuk dapat kembali ke Finlandia dengan calon suaminya.

Menurut Ryokas, RUU pada dasarnya melarang hak untuk hidup sebaga keluarga miskin, padahal sebagian besar keluarga Finlandia berlatar belakang lintas-budaya.

Amnesty International cabang Finlandia secara aktif berkampanye menentang RUU itu.

Kelompok ini meluncurkan petisi dengan slogan “I miss my mom!” untuk melawan RUU tersebut. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.