Usai pelaksanaan Dauroh Kubra Internasional Baitul Maqdis di Masjid An-Nubuwwah, Komplek Pesantren Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Ahad, 24 November 2024, dua pemateri utama Syaikh Palestina, Prof. Dr. Abd Al-Fattah El-Awaisi dan Prof. Dr. Mahmud Hasyim Anbar, mengadakan bincang pagi bersama Lajnah Daurah di ruang tamu mihrab Masjid, Senin pagi, 25 November 2024.
Perbincangan santai sambil ngopi pagi, dimulai dari apresiasi kedua guru besar tersebut atas kesuksesan kegiatan Daurah Baitul Maqdis yang diikuti lebih dari 500 peserta dari 12 provinsi di Indonesia.
Obrolan berlanjut ke almarhum Imaam Haji Muhyiddin Hamidy, sosok penggagas Ghazwah Fath Al-Aqsha yang dimaklumatkan hari Ahad, tanggal 24 Sya’ban 1427 H. atau bertepatan dengan 17 September 2006 M.
Ali Farkhan Tsani, yang menjadi Sekretaris Imaam Muhyiddin Hamidy sekitar 17 tahun, sejak 1997 hingga 2014, menjelaskan sosok almarhum yang menggagas kegiatan besar dan lembaga strategis. Mulai dari Maklumat Ghazwah Fath Al-Aqsa (2006), berdirinya Aqsa Working Group/AWG (2008), Pengiriman asatidz mengikuti Daurah Al-Quds selama tiga bulan di Yaman (2009), Ziarah ke Masjid Al-Aqsa (2009), dan Pengiriman Relawan Kemanusiaan Rumah Sakit Indonesia di Gaza kerjasama dengan Lembaga Kegawatdaruratan MER-C (2011).
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal, Sebagian Berpotensi Hujan Rabu Ini
Ali Farkhan, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA, melanjutkan langkah Imaam Hamidy dengan mengadakan Konferensi Internasional Al-Quds (2012), mendirikan Kantor Berita MINA (2012), Sekolah Tinggi Shuffah Al-Quran Abdullah bin Mas’ud (2013), hingga pembangunan Masjid An-Nubuwwah (2014).
Seketika, Syaikh El-Awisi mengomentari, “Kita harus berziarah ke makam beliau, untuk mendoakannya”.
Keinginan Syaikh El-Awaisi diamini oleh Syaikh Mahmud Anbar.
Keduanya pun, berziarah ke makam Imaam Muhyiddin Hamidy, pada Senin (25/11/2024) pagi, ke makam almarhum, yang terletak di samping rumahnya, di kampung Islami Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan.
Baca Juga: Korban Konflik Sosial di Flotim Dapat Bansos dari Kemensos
Mereka didampingi Ketua Presidium AWG, Nur Ikhwan Abadi, Penanggung Jawab Daurah Ali Farkhan Tsani, serta Panitia Daurah: Nurhadis, Yusron Darojat, Iwan Abdurrahman, Revi Qurrota Ayunina, Siti Rofi’ah, dan Rika Mudrikah Idris.
Syaikh Mahmud Anbar yang telah dua kali berjumpa dengan almarhum semasa hidupnya, memimpin doa untuk kemuliaan almarhum Imaam Muhyiddin Hamidy, dengan segala amal sholehnya untuk umat dan manusia, terutama untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa.
Syaikh Mahmoud Anbar mendoakan agar segala amal ibadah Imaam Muhyiddin Hamidy diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya.
Dia juga mengajak generasi penerus untuk terus melanjutkan perjuangan dakwah dan amal baik yang telah dirintis oleh almarhum, khususnya dalam perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina.
Baca Juga: Gempa Darat M 4,6 Guncang Nabire, Papua Tengah
Pada kesempatan itu, Syaikh El-Awaisi memberikan komentarnya dengan rasa haru, “Saya berharap suatu saat nanti kita semua bisa dipertemukan dengan almarhum di surga, dipersatukan dalam juang Al-Aqsa, sebagaimana harapan mulia yang ada dalam hati kita semua.”
Dia menambahkan bahwa dengan berziarah kubur, apalagi ke tokoh pejuang Islam, bisa mempererat hubungan spiritual dan menumbuhkan semangat untuk terus berjuang di jalan Allah, terutama dalam perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa, Baitul Maqdis dan Palestina.
“Apalagi ini tokoh besar dalam pembebasan Masjid Al-Aqsa,” lanjutnya.
Tokoh Palestina yang pernah berziarah ke makam Imaam Muhyiddin Hamidy adalah Duta Besar Palestina untuk Indonesia Mr. Fariz Navi Mehdawi, beberapa hari setelah wafatnya almarhum, tahun 2014.
Baca Juga: Indonesia dan Filipina Sepakati Transfer Tahanan Judi Online
Imaam Muhyiddin Hamidy lahir di Kampung Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, tanggal 21 Desember 1935.
Muhyiddin Hamidy dibai’at sebagai Imaamul Muslimin tanggal 28 Dzulqa’dah 1396 H. atau bertepatan dengan 20 November 1976, melanjutkan amanah kepemimpinan umat Islam dari almarhum Imaam Wali Al-Fattaah.
Dia wafat pada hari mulia, Jumat menjelang Subuh, 18 Shafar 1436 H. bertepatan dengan 12 Desember 2014 M., dalam usia 84 tahun Kalender Hijriyah.
“Allaahummaghfirlahu warhamu wa’afihi wa’fu ‘anhu”. Aamiin.
Baca Juga: BPOM Cabut Izin 16 Produk Kosmetik Berbahaya
Mi’raj News Agency (MINA)