Oleh: Uray Helwan Rusli, Penulis Buku Khilafah VS Yahudi
Sambungan . . .
Kehancuran dan kekalahan Yahudi adalah sebuah keniscayaan yang telah tertulis dalam takdir sejarah mereka. Kezaliman dan kepongahan yang mereka tunjukkan saat ini kepada dunia hanya semakin menjustifikasi bahwa mereka pantas untuk mendapatkan hukuman. Toh, dalam sejarah umat manusia tidak ada kaum zalim, yang Allah biarkan berpetualang dalam kezaliman mereka. Semakin memuncak kezaliman mereka, kian dahsyat hukuman yang akan mereka terima.
وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا ۖ فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَنْ مِنْ بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. Al-Qashash: 59).
Berikut ini adalah hal-hal yang semestinya dihayati dan diamalkan untuk merealisasikan janji kemenangan terhadap kezaliman Yahudi. Allah telah memberi pelajaran pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dahulu, ketika persatuan dan kesatuan umat Islam hampir diceraiberaikan oleh seorang tokoh Yahudi (Syash bin Qeis). Kemudian Allah menurunkan ayat-Nya, sehingga kaum Muslimin kembali solid dan fitnah Yahudi terbongkar.
Peristiwa tersebut berhubungan dengan ayat Al-Quran, surah Ali Imran:103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
“Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali (dien) Allah seraya berjama’ah dan janganlah berpecah belah, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hati-hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”.
Menurut riwayat Muhammad bin Ishaq bin Yasar, sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Katsier, ayat tersebut turun sehubungan dengan peristiwa, seorang tokoh Yahudi yang merasa tidak senang terhadap persahabatan antara suku Aus dan Khazraj. Padahal dahulunya sebelum mereka mengenal Islam saling bermusuhan. Lantas ia mengutus seorang yang pandai menyebarkan fitnah untuk menyusup diantara Bani Aus dan Khazraj. Kemudian sang ‘provokator’ pun bereaksi, dengan mengingatkan kembali pada peperangan Bu’ats, klimaks perseteruan mereka masa jahiliyyah dahulu. Hampir berhasil. Hampir terjadi peperangan antara Aus dan Khazraj, bahkan sudah menentukan lokasi pertempuran, di suatu tempat bernama Al Harrah. Namun hal itu bisa dicegah oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. “Apakah dengan slogan-slogan dan isu-isu jahiliyyah sedang aku masih berada di tengah kamu?”, setelah bersabda demikian Beliau lantas membacakan ayat tersebut.
Insiden tersebut hanya sebuah ‘paragraf’ kecil dari catatan panjang tarikh Rasulullah beserta para sahabat. Mengenai kebencian Yahudi terhadap umat Islam dan kepiawaiannya dalam memecah belah persatuan kaum Muslimin. Namun tidak berkutik ketika menghadapi umat Islam yang solid, hidup terpimpin dalam naungan Jama’ah Muslimin dan taat kepada pimpinan.
Ternyata strategi konspirasi dan pecah belah seperti insiden di atas, senantiasa menjadi senjata andalan Yahudi di kemudian hari. Tersebutlah kemudian sosok Yahudi yang pura-pura masuk Islam, Abdullah bin Saba. Ia kasak-kusuk pada masa Ali bin Abi Thalib. Upayanya berhasil memecah belah umat Islam, karena bersamaan dengan penyakit tidak taat terhadap Khalifah yang menjalar dalam tubuh umat Islam kala itu. Peristiwa ini menjadi salah satu mata rantai penyebab terlepasnya sistem Khilafah Ala Min Hajinnubuwwah dari kaum Muslimin yang kemudian diganti dengan sistem Mulkan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Fitnah Yahudi berlanjut. Tokoh Zionis Internasional, Theodore Herzl, melanglang buana ke seluruh dunia menggalang kekuatan untuk merintis negara Israel Raya. Konspirasi tingkat dunia semakin mencengkeram dalam, dan dimulailah suatu babak baru untuk memindahkan orang-orang Yahudi dari seluruh dunia ke negeri Palestina. Protokol Zionis menjadi acuan mereka, strategi pecah belah tetap merupakan andalan utama dalam menguasai dunia.