Pesan ketiga, adalah persaudaraan, yang tersurat pada: …dan ingatlah ni’mat Allah kepadamu ketika kamu bermusuh-musuhan, maka Allah lembutkan antara hatimu, sehingga menjadilah kamu atas ni’mat Allah hamba-hamba Nya yang bersaudara.
Pesan ini baru eksis setelah direalisaikannya pesan pertama serta kedua, dan yang bisa mengeksiskannya hanya Allah ‘Azza Wajalla. Inilah cara Allah untuk melembutkan dan menyatukan hati kaum muslimin. Sebagaimana ayat-Nya:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman) walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allahlah yang mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS.Al-Anfal: 63).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Dengan demikian kelezatan persaudaraan semuslim baru bisa dirasakan setelah luzumul jamaah dan wala tafarraqu. Mengabaikan salah satu di antaranya pasti berakibat lenyapnya ukhuwwah Islamiyyah yang semata-mata karunia Allah.
Pesan keempat, …dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.. Dengan ni’mat -Nya, Allah menyelamatkan suku Aus dan Khazraj yang sudah berada di tepi jurang neraka lantaran perselisihan mereka yang hampir membuahkan prilaku-prilaku tafarruq. Tafarruq dengan segala realisasinya, hanya akan mencampakkan pada jurang kehancuran dunia, lebih-lebih lagi akhirat. Sebagaimana firman Allah:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” (QS. Ali Imran:105).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ
Sabda Beliau (artinya): “Jama’ah itu rahmat dan firqoh itu ‘adzab” (HR. Ahmad).
Pesan terakhir, ….demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. Semuanya itu ibroh dari Allah: bertikainya Aus dan Khazraj, hasadnya Yahudi, cepat tanggapnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, turunnya ayat Allah, kembali lembutnya hati orang-orang Aus dan Khazraj, serta hikmah lainnya. Akan tetapi yang mampu mengambilnya sebagai i’tibar/pelajaran adalah mereka yang punya “pandangan” serta “pikiran”:
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
….Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (QS. Al Hasyr: 2).
Mereka itulah yang akan mendapat petunjuk, dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka berikut ketakwaan dari-Nya.
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya. (QS. Muhammad:17)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Begitulah, ayat 103 surah Ali Imran menjadi solusi terhadap problematika yang dihadapi kaum Muslimin dewasa ini. Aplikasi keimanan terhadap ayat tersebut, diwujudkan dalam iltizam pada Jama’ah Muslimin dan Imamnya. Atau tegaknya Khilafah ala Minhaajinnubuwwah ditengah-tengah mereka. Mereka berpijak pada fondasi aqidah tauhidullah dalam satu komando Imamul Muslimin. Hidup mereka dalam naungan ibadah kepada Allah dan menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Mereka dibingkai dalam ikatan ukhuwwah kaljasadil wahid. Ketaatan mereka adalah taat kepada Allah, taat kepada Rasul-Nya dan ulil amri kaum Muslimin. Mereka solid dalam persatuan serta menghindar dari bibit-bibit perpecahan. Jihad mereka demi tegaknya persatuan di kalangan Muslimin, non politik.
Insya Allah inilah yang akan menumbangkan kezaliman Yahudi, hanya dengan kekuatan dan pertolongan-Nya. Karena sungguh, Yahudi tidak memiliki kekuatan kecuali karena lawannya yang sedang lemah. Kezaliman dan kebatilan yang mereka pamerkan hanya akan mempertegas bahwa saat kehancuran mereka sudah dekat. Eksisnya Khilafah ditengah-tengah manusia menjadi kekuatan kebenaran untuk menumbangkan kebatilan.
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan katakanlah: “Kebenaran sudah datang, maka lenyaplah kebatilan. Sungguh kebatilan itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al Isra: 81).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Wallahu a’lam.(L/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang