Kairo, 24 Muharam 1436/18 November 2014 (MINA) – Gerakan Mahasiswa anti Kudeta di Mesir (Students Against The Coup/SAC) mengatakan Muhamad Ramadan, pelajar Fakultas Hukum Universitas Ain Shams di timur Kairo, disiksa sampai meninggal oleh pasukan keamanan di kantor polisi setelah penangkapannya di gerbang universitas 13 hari yang lalu.
Tuduhan itu menyusul maraknya aksi polisi yang sah memasuki kampus tanpa meminta izin kepada dekan yang bersangkutan, di mana tugas polisi masuk ke area belajar mengajar tersebut dalam rangka menertibkan dan membubarkan paksa atau menangkap setiap siswa yang dituduh melakukan demo yang tidak berizin.
Demo anti pemerintah mulai meningkat di kalangan kampus akhir-akhir ini di Mesir, membuat presiden terpilih Abdul Fattah Al-Sisi menerapkan undang-undang baru yang memperbolehkan keamanan masuk ke kampus kapan pun dan membawa warga sipil yang melakukan demo itu ke pengadilan militer. Sebuah hukum yang banyak ditentang di kalangan Mesir sendiri.
Dalam pernyataan terpisah, SAC mengumumkan tiga peristiwa demonstrasi baru yang dimulai Senin kemarin, sebagai bagian dari kampanye berkelanjutan yang berlangsung sejak setahun lalu, setelah presiden demokrasi pertama Mesir Muhamad Mursi digulingkan oleh pengumuman panglima militer saat itu, Al-Sisi yang kini menjadi presiden.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Protes Senin ini juga menandai Hari Siswa Dunia yang mana sebagai pemuda meneruskan perjuangan sepanjang sejarah dan bahwa kami adalah korban penindasan rezim yang masih ada,” kata SAC dalam sebuah pernyataan di laman resminya sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Mereka melanjutkan pihaknya akan melakukan kembali protes massal pada Rabu (19/11) di sepanjang Mesir untuk memperingati pembantaian di jalan Muhamad Mahmoud oleh pasukan keamanan beberapa waktu lalu.
“Dan untuk menegaskan kelanjutan perjuangan mahasiswa guna sepenuhnya mencapai tujuan revolusi 25 Januari 2011 melawan penindasan rezim militer,” tegas pernyataan.
Selain lusa, mereka mengatakan akan meneruskan protes berkesinambungan pada Ahad (23/11), sebuah protes besar memperingati kematian mahasiswa pertama yang dibunuh pasukan keamanan di asrama universitas; yaitu Abdul Ghani Hamouda dari Fakultas Kedokteran universitas Al-Azhar.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
SAC menekankan protes yang mereka lakukan akan berlangsung secara damai, ada pun pembelaan diri merupakan opsi lain ketika dihubungkan dengan suatu keadaan yang mengharuskan mereka bertindak seperti itu.
“Kami akan mempertahankan diri dengan segala cara perlawanan damai yang tersedia,” tutup pernyataan itu.(T/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata