Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut [29] ayat 2)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sakit memang rasanya ketika harus terbunuh, terluka atau kelaparan di daerah konflik perang. Atau kehilangan orang-orang terkasih dalam insiden kecelakaan yang merenggut jiwa. Atau merasa sakit perasaan karena ditimpa masalah hidup bertubi-tubi tanpa mendapat solusi. Atau menderita sakit menahun yang divonis dokter kecil harapan untuk sembuh.
Kita pernah mendengar kisah terkenal Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang teguh mempertahankan tauhidnya dalam siksaan tindihan batu besar yang panas di padang pasir nan terik. Kita pun pernah mendengar kisah sahabat wanita Al-Khansa yang keempat putranya syahid di medan perang dalam satu hari, tapi dia justru mengucapkan “alhamdulillah”.
Kita pun pernah mendengar kisah Nabi Ayyub ‘Alaihissalam yang menderita sakit kulit yang sangat berat selama 7 atau 8 tahun, sehingga seluruh harta kekayaannya habis, seluruh putra tercintanya meninggal semua, dan seluruh istrinya pergi meninggalakannya, hingga istri yang paling setia pun menyerah. Kemudian Nabi Ayyub hidup terasing sendirian.
Dan tentunya, kita pernah mendengar ketabahan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di masa-masa awal kenabian dan menghadapi berbagai intimidasi dari kaum musyrikin Quraisy.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Ternyata, orang-orang yang kita dengar kisah kesabaran dan keteguhannya dalam menghadapi ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah orang-orang terpilih yang sangat dekat kepada-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui kemampuan setiap hamba-hamba-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja, ataupun masalah-masalah lainnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَىۡءٍ۬ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ۬ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٲتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٌ۬ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَيۡہِمۡ صَلَوَٲتٌ۬ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٌ۬ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ
Artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (155) (yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). (156) Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 155-157)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Orang-orang yang lulus melalui ujian yang sangat berat dengan penuh kesabaran, pada akhirnya mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Betapa mulia kedudukan yang diraih orang-orang yang bersabar.
Salah satu tujuan dari Allah Ta’ala memberikan ujian yang berat kepada hamba-Nya, diungkapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sebuah hadits.
Dari Mush’ab bin Sa’id (seorang tabi’in) dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
Artinya, “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
Artinya, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad. Hadits sahih)
Menjadi hamba yang bersih dari dosa, itulah salah satu tujuan dari pemberian ujian tersebut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
وَاِذَا عَظُمَت المِحْنَةُ كَانَ ذَلِكَ لِلْمُؤْمِنِ الصَّالِحِ سَبَبًا لِعُلُوِّ الدَرَجَةِ وَعَظِيْمِ الاَجْرِ
Artinya, “Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang saleh untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Tersebutlah kisah seorang sahabat Rasul yang mulia, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu.
Suatu hari, Ibnu Abbas sedang menunggang kuda. Tiba-tiba ada seorang lelaki datang menghampirinya dan menyatakan duka cita. Orang itu berkata, “Azzhamallah ajrak, ya Ibnu Abbas! Ayahmu telah meninggal dunia!”
Mendengar kabar tersebut, Ibnu Abbas hanya berucap, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun. Wa la haula walaa quwwata illa billah.”
Ibnu Abbas lalu turun dari kudanya dan melaksanakan shalat dua rakaat. Usai melaksanakan shalat, orang tadi bertanya keheranan, “Mengapa Anda sambut dengan shalat setelah aku memberitahukan kematian ayahmu, ya Abdallah?”
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Apakah kau tidak pernah mendengar firman Allah Ta’ala yang memerintahkan, ‘Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.’ (QS. Al-Baqarah [2] ayat 153)?”
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Pada hakikatnya, kabar gembiralah bagi orang-orang yang mendapat ujian dari Allah, semakin berat ujiannya, maka semakin sayangnya Allah kepada hamba tersebut. Semoga kita semua bisa melalui seberat apa pun ujian yang Allah berikan. (A/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat