Sana’a, 19 Dzulqa’dah 1437/22 Agustus 2016 (MINA) – Pemimpin Yaman Ali Abdullah Saleh yang bersekutu dengan Houthi dukungan Iran, telah menawarkan penggunaan pangkalan militer negara itu kepada Rusia dalam rangka memerangi ‘ekstremisme’.
Saleh sedang menghadapi peperangan melawan koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi yang terusir dari ibukota Sanaa dan kini ada di Arab Saudi.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rusia-24 Ahad, orang kuat Yaman itu digambarkan Rusia sebagai “kerabat terdekat kita”.
“Kami mengulurkan tangan ke Rusia. Kami memiliki perjanjian dengan Federasi Rusia, dulu bernama Uni Soviet, kami siap untuk mengaktifkan perjanjian dan kesepakatan yang antara kami dan Uni Soviet,” kata Saleh. Sebagaimana World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kami setuju pada prinsipnya bersama melancarkan perjuangan perjuangan melawan ekstremisme. Kami mengulurkan tangan dan menawarkan semua fasilitas, konvensi dan perjanjian,” ujar Saleh
Kemudian dikatakannya “Kami menawarkan pangkalan kami, bandara dan pelabuhan kami, kami siap menyediakan semua fasilitas untuk Federasi Rusia,” katanya.
Saleh adalah sekutu dekat dari kelompok Syiah Houthi, yang menguasai ibu kota Sanaa dan provinsi lain di akhir 2014 dan memaksa Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi untuk melarikan diri ke Arab Saudi.
Pada Maret tahun lalu, Arab Saudi dan sekutu Arab meluncurkan kampanye militer besar-besaran di negara itu bertujuan untuk membalikkan Houthi keuntungan dan memulihkan pemerintah yang diperangi Hadi.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Saleh tidak memegang jabatan resmi di Yaman, namun ia yang memimpin Partai Kongres adalah anggota dewan yang mengatur pemerintahYaman bersama dengan Houthi.
Pada 2015, Rusia abstain dari resolusi Dewan Keamanan Perseriktan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memberlakukan embargo senjata pada kelompok Houthi.
Rusia yang adalah salah seorang anggota tetap Dewan Keamanan PBB menolak rancangan pernyataan PBB yang mengecam langkah Houthi dan Saleh untuk membentuk sebuah dewan yang menjalankan pemerintahan di Yaman. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata