Paris, MINA – Sebuah saluran televisi Prancis telah menghapus segmen wawancara dengan jurnalis terkenal Alain Gresh, yang mengkritik Israel atas operasi pengeboman mematikan terhadap Jalur Gaza yang dibolakde.
Dikutip dari Anadolu Agency pada Rabu (10/8), Direktur situs media Timur Tengah Orient XXI dan mantan pemimpin redaksi surat kabar Prancis Le Monde diplomatique muncul di penyiar populer BFMTV pada hari Ahad (7/8).
Di sana, ia membahas gencatan senjata yang dimediasi Mesir setelah Israel mengumumkan telah menyetujui kesepakatan itu, tetapi sebelum jawaban kelompok pejuang Jihad Islam Palestina diumumkan.
“Pertama, kita harus ingat bahwa eskalasi ini telah dipicu oleh Israel, tanpa Israel – pada saat melakukan operasinya – mengalami serangan apa pun,” kata Gresh.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Ini adalah perang keempat atau kelima yang dilakukan Israel terhadap Gaza, dengan ratusan orang tewas. “Rakyat Palestina hidup di bawah pendudukan, di Gaza seperti di Tepi Barat. Dan situasi ini hanya dapat mengarah pada kekerasan, konfrontasi.”
BFMTV menerbitkan klip dua menit di mana Gresh membuat komentar ini di situs webnya, tetapi jurnalis itu kemudian men-tweet bahwa segmen tersebut telah dihapus.
Tautan yang diunggah Gresh dialihkan ke halaman berita internasional BFMTV pada saat artikel ini diterbitkan, meskipun pengguna Twitter telah membagikan klip yang dihapus di media sosial.
Gresh mengatakan, dia pikir BFMTV menghapus klip itu karena pandangannya tentang Israel, lapor layanan pengecekan fakta surat kabar sayap kiri Prancis, CheckNews.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Hari ini, subjek Palestina menimbulkan ketakutan, terutama ketika didekati seperti yang saya lakukan dengan cara yang sedikit radikal,” katanya.
BFMTV mengatakan kepada CheckNews bahwa “seluruh segmen, tentu saja, tersedia di [layanan streaming] RMC BFM PLAY dan, oleh karena itu, dapat diakses oleh siapa pun yang menginginkannya”.
Direktur komunikasi pemilik BFMTV Altice France, François Raineteau, mengatakan klip tersebut telah dihapus “untuk menghindari manipulasi” karena “dipotong, tidak utuh”. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)