Tel Aviv, MINA – Liat Atzili, seorang sandera Israel yang baru saja dibebaskan dari Gaza menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkhianati jabatannya dengan meninggalkan para sandera yang ditawan oleh kelompok perlawanan.
Pernyataan Atzili disampaikan dalam pidato yang mengejutkan dan tidak direncanakan pada upacara resmi yang menandai ulang tahun kedelapan kematian mantan Presiden Shimon Peres di Gunung Herzl di Yerusalem.
“Pemerintah Israel telah menjelaskan kepada kami bahwa kehidupan manusia tidak lagi sakral,” kata Atzili, seperti yang disiarkan Anadolu Agency, Jumat (6/9).
Atzili disandera di Gaza selama 54 hari. Suaminya terbunuh pada 7 Oktober 2023 dalam serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 250 lainnya disandera. Namun, baru-baru ini terungkap mereka terbunuh oleh tembakan pasukan Israel sendiri.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sejak itu, Israel terus membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina di Gaza dan menciptakan bencana kemanusiaan. Pembicaraan untuk gencatan senjata dan pengembalian sandera terus berlanjut melalui mediator Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, tetapi belum berhasil.
Atzili mengatakan, serangan Hamas pada 7 Oktober terjadi saat Netanyahu sibuk mempertahankan kekuasaan dan mendorong kudeta otoriter yang bertujuan untuk mempertahankan jabatannya, merujuk pada perombakan peradilan kontroversial yang dilakukan oleh pemerintahannya tahun lalu.
“Kontrak mendasar antara warga negara dan negara mereka dilanggar pada tanggal 7 Oktober, dan Israel gagal melindungi kita. Atas nama poros kebohongan dan tipu daya, Netanyahu menggagalkan kesepakatan untuk membebaskan para sandera,” katanya.
“Netanyahu, yang gagal menghadapi Hamas dan Hizbullah, menentang mereka yang mendukung kesepakatan untuk membawa kembali para sandera dan mencap kita sebagai musuh untuk mempertahankan kelangsungan politiknya,” lanjutnya. []
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)