Jakarta, MINA – Sandiaga Salahuddin Uno berpendapat, masalah sebenarnya yang terjadi di Papua adalah kesenjangan ekonomi yang harus mendapat perhatian serius dari seluruh elemen bangsa, khususnya pemerintah.
“Apa yang terjadi hari ini di Papua, saya melihatnya sebagai sebuah akibat dari kesenjangan ekonomi. Orang miskin di Papua delapan kali lipat dari orang miskin di Jakarta, padahal mereka kaya akan sumber daya alam,” paparnya dalam forum group discussion bertema” Selamatkan Indonesia dari Kebangkrutan,” yang digelar di Jakarta, Kamis (22/8).
Ia menegaskan, meski pemerintah membangun infrastruktur jalan di sana, namun nyatanya hal itu belum menyelesaikan persoalan azasi rakyat Papua.
Sandi mengingatkan kepada segenap masyarakat untuk menyampaikan nasihat kepada pemerintah dengan elegan dan santun. “Oposisi bukan berarti harus konfrontasi”, katanya.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Pria yang pernah dicalonkan diri menjadi wakil presiden itu mengatakan, sahabat atau anak buah yang baik bukanlah yang selalu memuji dan mendukung pendapat teman dan atasannya, tetapi sahabat atau staf yang baik adalah yang bisa memberi nasihat dika atasannya salah dalam mengambil keputusan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Papua menjadi wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia pada Maret 2019 dengan 27,53 persen. Angka ini meningkat 0,1 persen dari September 2018 yakni sebesar 27,43 persen. Sebagai perbandingan, angka kemiskinan nasional berada pada angka 9,47 persen.
Angka kemiskinan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Lebih jauh, kemiskinan di perkotaan selalu mengalami kenaikan sejak September 2017. Pada Maret 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,19% dibanding September 2018 menjadi 36,84 persen.
Sementara itu, kemiskinan di pedesaan sempat mengalami penurunan dari September 2017 sebesar 4,55 persen hingga September 2018 sebesar 4,01 persen. Namun pada Maret 2019, kemiskinan di pedesaan kembali naik 0,25 persen menjadi 4,26 persen. (L/P2/R06)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Mi’raj News Agency (MINA)