Tel Aviv, MINA – Sebuah studi dari Universitas Tel Aviv yang dipublikasikan oleh surat kabar Haaretz mengungkapkan, satu dari delapan tentara Zionis Israel yang bertugas di Gaza mengalami gangguan psikologis serius yang membuat mereka tidak layak kembali bertugas.
Seperti dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (10/5), penelitian tersebut menunjukkan sekitar 12 persen tentara cadangan Zionis Israel yang dikerahkan ke Gaza menunjukkan gejala parah gangguan stres pascatrauma (PTSD). Kondisi itu berdampak besar terhadap kemampuan mereka untuk melanjutkan tugas militer.
Para peneliti menekankan, tingginya angka PTSD ini menjadi tantangan besar bagi militer Israel, terutama di tengah konflik yang masih berlangsung dan ketegangan yang meningkat di kawasan.
Zionis Israel saat ini menghadapi kekurangan tentara yang bersedia bertugas dalam perang di Gaza. Pada Juni 2024, Haaretz melaporkan bahwa puluhan tentara cadangan menyatakan tidak akan kembali bertugas, meski harus menghadapi sanksi.
Baca Juga: Tepung dan Bahan Bakar Habis, Semua Toko Roti di Gaza Tutup
Selain itu, ratusan tentara cadangan dilaporkan telah bepergian ke luar negeri tanpa pemberitahuan kepada komando, karena trauma dan kekhawatiran atas dampak perang terhadap kehidupan pribadi, keluarga, dan pekerjaan mereka. Beberapa di antaranya juga menghadapi proses hukum di luar negeri atas dugaan kejahatan yang dilakukan selama perang genosida di Jalur Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)