Tel Aviv, MINA – Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth mengungkapkan peningkatan jumlah warga yang meninggalkan negara pendudukan Israel, dengan catatan 1 juta telah pergi dan 40% lainnya akan menyusul.
Surat kabar tersebut mengatakan, ada banyak alasan yang mendorong banyak warga Israel untuk berpikir ulang tetap tinggal di Israel dan mengkhawatirkan masa depan mereka. Quds Press melaporkan.
Di antara alasan terbesara dalah meningkatnya ancaman dan berlanjutnya perang di Gaza, penurunan standar hidup dan memburuknya perpecahan internal, lanjut informasi media tersebut.
Data menunjukkan adanya peningkatan 20 % jumlah imigran dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Selain itu, ada kampanye dari asosiasi Yahudi dengan slogan “Ayo Tinggalkan Bersama” yang menarik puluhan ribu pemukim Israel.
Mantan Perdana Menteri pendudukan Israel, Naftali Bennett, meminta para pemukim yahudi untuk tidak meninggalkan Israel, dan menyatakan ketakutan tertinggi Israel tentang konsekuensi dari migrasi ini.
Bennet menekankan, Israel sedang melalui periode tersulit sejak pendiriannya dengan kekacauan akibat perang, boikot internasional, rusaknya sistem pencegahan, dan kelangsungan hidup 120 orang Israel dalam sandera di Gaza, ribuan keluarga yang berduka, ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal, dan hilangnya kendali atas perekonomian.
“Ada satu hal yang membuat Saya khawatir, yaitu pembicaraan tentang meninggalkan negara ini,” kata Bennett. []
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Mi’raj News Agency (MINA)