Jakarta, 21 Sya’ban 1436/8 Juni 2015 (MINA) – Awal Ramadhan menurut perkiraan perhitungan (hisab) diprediksi akan jatuh pada Kamis, 18 Juni mendatang.
Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan, kalau penentuan awal puasa organisasinya dengan pemerintah, kemungkinan besar sama, ujarnya beberapa hari lalu.
Menurut Yunahar, pada Selasa tanggal 29 Sya’ban atau 16 Juni 2015, ijtima baru terjadi pada pukul 21.00 WIB malam. Sementara, syarat yang ditentukan oleh Muhammadiyah adalah sebelum maghrib.
“Sehingga Rabu 17 Juni masih bulan Sya’ban, disempurnakan jadi 30 hari,” ujarnya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Perhitungan ini, menurutnya, akan sama dengan pemerintah. Walau, nantinya akan ada sidang isbat dan pemerintah melakukan rukyat.
Sementara itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengisyaratkan kemungkinan tidak adanya perbedaan dalam memulai bulan puasa Ramadan tahun ini.
Koordinator Rukyatul Hilal PW NU Jatim, H.M. Sholeh Hayat mengatakan awal Ramadan 1436 berpotensi sama di kalangan umat Islam dari berbagai kelompok di Indonesia, yakni awal Ramadan pada 18 Juni.
“Potensi itu berdasarkan kesamaan pada tiga metode yakni metode dalam Kitab Sulamun Nariyyin, Kitab Fathur Rouf fil Manan dan metode Lajnah Falaqiyah PBNU,” katanya Kamis lalu (4/6).
Namun meski demikian, PWNU Jatim tetap akan melakukan rukyatul hilal (melihat bulan sabit secara kasat mata).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Ia menjelaskan, Kitab Sulamun Nariyyin menentukan ijtimak terjadi pada Selasa 16 Juni pukul 21.07 WIB dan irtifak (ketinggian hilal atau rembulan usia muda sebagai pertanda awal bulan) pada -2,2 derajat atau belum wujud.
Oleh karena itu, paparnya, usia bulan Syaban diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari, sehingga tanggal 1 Ramadaan jatuh pada hari Kamis 18 Juni 2015.
“Sementara itu Kitab Fathur Rouf fil Manan juga menentukan ijtimak terjadi pada Selasa 16 Juni pukul 21.00 WIB, dan irtifak pada -2 derajat (belum wujud), sehingga usia Syaban diistikmalkan 30 hari dan awal Ramadan jatuh pada Kamis 18 Juni 2015,” imbuhnya.
Hal yang sama juga terjadi pada hasil perhitungan Lajnah Falaqiyah PBNU yakni ijtimak terjadi pada Selasa 16 Juni pukul 21.07 WIB dan irtifak pada -2 derajat (belum wujud), sehingga 1 Ramadan jatuh pada Kamis 18 Juni.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Ketiga metode itu menunjukkan hilal saat ghurub (matahari terbenam) belum bisa dilihat, karena belum wujud, sehingga bulan Syaban mengalami istikmal. Metode hisab yang lain juga sama, sehingga awal Ramadan berpotensi sama,” paparnya.
Demikian halnya, di beberapa negara di kawasan Timur Tengah, seperti disebutkan Maujaz Mishr, satu Ramadhan juga diperkirakan jatuh hari Kamis, 18 Juni.
Negara-negara seperti Mesir, Saudi, Uni Emirat Arab dan Irak, berdasarkan hasil perhitungan falak dari dewan penelitian astronomi dan geofisika Mesir, menyebutkan awal Ramadhan diperhitungkan Kamis 18 Juni yang akan datang.
Dewan Hisab Rukyat
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Amir Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH Abu Muchtar Marsa’i di jejaring sosialnya menyatakan bahwa berdasarkan hisab falakiyah thariqat ziju nihayatil ghayah Syaikh Alauddin Ibnu Syathir Addimasyqi , menunjukan bahwa dengan kehendak Allah hari Kamis 18 Juni 2015 diperhitungkan sebagai awal bulan Ramadan 1436 secara serentak di seluruh dunia.
Ini karena menurutnya, ijtima terjadi terletak di buruj Al-Jauza 26,43 darjah dan di manzilah Al-Tsuraya 10,43 darjah , pada hari Selasa 16 Juni 2015 M. Pukul 17.17 Waktu Zawaliyah Makah Al-Mukarramah atau pukul 21.17 WIB .
“Maka rukyatul hilal pada Selasa sore 29 Sya’ban 1436 di Makah Al-Mukarramah tidak mungkin terlihat, karen hilal masih ada pada detik-detik wiladah . Apalagi di Indonesia masih di bawah ufuk 1 darjah,” ujar KH Marsa’i.
Ia menambahkan, adapun rukyat pada sore Rabu mungkin terlihat dengan mata telanjang karena tinggi hilal di Mekkah 12,21 darjah dan lamanya 48,25 menit , dan di Jakarta tinggi hilal 10,21 dan lamanya 40,25 menit , Maqwamul hilal di buruj Al-Sarathan 7,25 darjah dan di manzilah Al-Dabran 9,25 darjah .
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Posisi hilal ada di Habitatus Syimaliyah di utara Khatul Istiwa dan di selatan matahari miring ke selatan . Dan umur bulan Ramadhan 1436 ini hanya 29 hari, sehingga Idul Fithri diprediksi jatuh hari Jum’at 16 Juli 2015.
Sependapat dengan itu, Lajnah Hisab dan Rukyat Mathla’ul-Anwar di Jakarta juga menyatakan bahwa berdasarkan hisab falakiyah thariqat ziju nihayatil ghayah Syaikh Alauddin Ibnu Syathir Addimasyqi , menunjukan bahwa Kamis 18 Juni 2015 merupakan awal bulan Ramadan 1436 di seluruh dunia. (T/tfq/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)