Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu Tahun Taufanul Aqsa

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Senin, 7 Oktober 2024 - 16:30 WIB

Senin, 7 Oktober 2024 - 16:30 WIB

91 Views

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI), Prof Sudarnoto Abdul Hakim berorasi dalam unjuk rasa bertajuk "Aksi Nasional dan Internasional Solidaritas Untuk Gaza Palestina" di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024. (Foto: Abdullah/MINA)

Oleh Prof Sudarnorto Abdul Hakim, Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional

Tanggal 7 Oktober 2024 tepat satu tahun serangan yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel. Serangan ini merupakan tindakan perlawanan melanjutkan perlawanan-perlawanan yang dilancarkan sebelumnya kepada Israel semenjak pengusiran besar-besaran penduduk Palestina yang dikenal sebagai Yaum an-Naqbah dan Israel menduduki Palestina tahun 1948.

Perlawanan terhadap penjajahan adalah sah dan itu dilakukan di mana-mana, termasuk di Indonesia. Semenjak 7 Oktober 2023 itu, selama satu tahun ini, kebusukan, kebobrokan moral dan kejahatan Israel semakin terbuka secara  kasat mata di pentas internasional.

Perhari ini, genosida terus dilakukan bahkan diekskalasi hingga Lebanon Selatan oleh Israel. Israel tidak lagi bisa bersembunyi dan menutupi dari segala bentuk kejahatan besarnya.  Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan sebagai refleksi terhadap penghancuran kemanusiaan selama  satun tahun ini :

Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi

Pertama, Israel paling tidak semenjak tahun 1948 adalah agresor, imperialis  dan teroris terbesar abad 20 dan 21 dan memperoleh dukungan kuat dari Yahudi ekstrem. Kombinasi kekuatan politik, diplomasi, militer, ekonomi, dan teknologi didedikasikan untuk menghabisi Palestina dan pada waktunya akan menggantikannya dengan Israel Raya.

Missi ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Amerika secara penuh memberikan dukungan politik, diplomasi, militer, ekonomi dan bahkan ideologi Evangelisme Amerika untuk kejayaan Israel. Imperialisme-Yahudi ekstrim Israel yang memperoleh dukungan penuh dari spirit imperialisme-Evangelisme Amerika semakin menyempurnakan pandangan dunia bahwa Israel dan Amerika adalah musuh kemanusiaan bersama, penghancur keadilan global dan perusak hukum internasional.

Kedua, atas semua kejahatan yang telah dipertontonkan secara global, maka Israel dan juga Amerika saat ini sudah mulai memperoleh pengucilan politik dan diplomasi secara global yang sangat serius selama satu tahun ini. Kebangkrutan moral para pemimpin politik-milter Israel dan Amerika juga sudah terasa dan ini akan mengeroposkan Israel dan Amerika.

Mereka akan jatuh atas kegilaan dan kebrutalan mereka. Jika Amerika dan Israel tidak mau mekakukan langkah maju untuk perdamaian, maka  Amerika dan Israel akan hancur.

Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah

Ketiga, perjuangan pembelaan terhadap Palestina sudah memperoleh hasilnya meskipun masih perlu disempurnakan sehingga Palestina benar-benar merdeka dan berdaulat dan Israel menarik mundur dari Palestina dan Libanon. Keberhasilan itu antara lain ditandai dengan dukungan lebih dari 2/3 negara anggauta PBB yang sudah mengakui negara Palestina dan negeri itu saat ini sudah bisa mengikuti sidang PBB dan mempunyai hak bersuara sebagaimana negara-negara lainnya.

Keberhasilan lainnya ialah sudah terbitnya Fatwa Mahkamah Internasional (international court of justice/ICJ) terkait dengan okupasi dan genosia Israel. Tinggal satu langkah lagi, yaitu Dewan Keamanan PBB  memberikan keputusan hukum dan politik yang mengikat atas Fatwa  (advisory opinion)  ICJ sehingga Israel segera bisa diberi sanksi secara internasional dan Netanyahu dan lain-lainnya segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Ini belum pernah terjadi dalam sejarah perjuangan Palestina.

Kemudian dukungan masyarakat internasional kepada Palestina yang semakin kuat juga menjadi bukti perjuangan untuk Palestina sudah mulai menuai hasil, tinggal disempurnakan lagi.

Keempat, semua negara pembela dan pendukung Palestina perlu bersegara melakukan konsolidasi menyepakati langkah-langkah yang lebih terukur dan diambil untuk melindungi sekaligus menghentikan pembunuhan dan penghancuran yang dilakukan Israel terhadap warga sipil. Dalam waktu yang bersamaan diperlukan kekuatan yang efektif yang bisa memaksa Israel untuk menerima gencatan senjata secara permanen.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu

Kelima, Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dalam hari-hari pertama kepemimpinannya perlu meletakkan isu pembelaan terhadap Palestina ini sebagai program 100 hari pertama.

Karena itu, komunikasi dengan Amerika untuk meyakinkan agar tidak lagi memberikan dukungan kepada Israel sangat diperlukan. Dalam kerangka mewujudkan dunia yang lebih damai dan menghapus segala bentuk penjajahan, Amerika perlu diyakinkan oleh Presiden baru agar tidak lagi memberikan dukungan kepada penjajah Israel dan tidak lagi memberikan veto di DK PBB.

Amerika harus bertanggung jawab dan terlibat secara konstuktif untuk menegakkan supremasi hukum internasional. Dalam konteks ini juga, pemerintah dan seluruh elemen dan warga bangsa Indonesia harus bersatu padu, satu kata untuk tidak membuka hubungan diplomatic dengan Israel, untuk menghentikan kegiatan import produk Israel sekaligus boikot Israel, dan terkahir untuk meyakinkan tidak ada lagi agen-agen Zionis di Indonesia.    []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Indonesia
Kolom
Kolom
Indonesia