Jakarta, 16 Jumadil Awwal 1438/14 Februari 2017 (MINA) – Saudara tiri Presiden Korea Utara Kim Jong Un dibunuh orang tak dikenal Selasa (14/2) sekitar pukul 8 pagi waktu lokal di bandara internasional Kuala Lumpur (KLIA).
Menurut laporan koresponden MINA di Kuala Lumpur, dari pantauan media lokal Kim Jong Nam hendak menaiki penerbangan ke Macau setelah tiba di negara itu pada 6 Januari silam.
Menurut Kepala Polisi Selangor, Datuk Abdul Samah Mat, kejadiannya berawal ketika seorang wanita tak dikenal menghampiri korban dan menyekap kepala Jong Nam dengan kain basah beracun. Setelah kejadian, Jong Nam sempat mengalami luka perih di bagian wajah dan mata serta kemudian dibawa ke rumah sakit Putrajaya untuk mendapatkan bantuan, namun selama diperjalanan korban dinyatakan meninggal.
Mengenai kronologis ini, laporan lain menyebutkan hal yang berbeda. Menurut laporan TV Korea, Jong Nam dibunuh oleh jarum beracun yang ditempelkan diujung payung dan ditusukkan ke korban oleh tersangka.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Sampai saat berita ini diturunkan, Kementerian luar negeri Malaysia masih menunggu informasi dari polisi tentang mayat korban, kata seorang juru bicara Kementrian melalui pesan teks kepada media.
Jong Nam, kini memasuki usia 40-an, disebut mengecewakan sang ayah setelah ia tertangkap mencoba memasuki Jepang dengan menggunakan paspor palsu Republik Dominika pada 2001, menurut wartawan Jepang Yoji Gomi, yang menulis sebuah buku tentang dirinya pada 2012.
Jong Nam juga dikenal sering mengkritisi Jong Un adiknya, pada 2012 lalu, ia pernah mengatakan saudaranya tidak akan bisa memimpin terlalu lama karena “masih muda dan kurangnya pengalaman.” Dua bersaudara ini memiliki ibu yang berbeda.
Ibu Jong Nam adalah Song Hye Rim, selebriti aktris Korea Utara yang awalnya istri simpanan Kim Jong il.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Berita pembunuhan Jong Nam terjadi dua hari setelah Kim Jong Un melakukan uji tembak rudal balistik sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir Korea Utara. Keputusan Korut itu menarik cibiran dari Dewan Keamanan PBB, dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang bersumpah akan menghadapi ancaman dengan “sangat kuat.”
Spekulasi pembunuhan muncul dengan banyak versi. Korea TV menduga pembunuh Jong Nam adalah mata-mata Korut karena ingin menyingkirkan korban dari kemungkinan menjadi pemimpin negara itu di masa mendatang.
Namun berita lain menyebutkan, pembunuh adalah mata-mata Korsel yang ingin membuat provokasi.
Datuk Abdul Samah menyebutkan saat ini belum bisa memberikan motif tersangka karena kasus masih diselidiki.(L/RE1/R01)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon