nuklir-saudi-al-arabiya-300x184.jpg" alt="reaktor nuklir saudi al-arabiya" width="370" height="227" /> Reaktor nuklir Arab Saudi (Foto: Al-Arabiya)
Riyadh, 7 Muharram 1437/20 Oktober 2015 (MINA) – Pemerintah Arab Saudi, yang tengah berusaha mendiversifikasi sumber energi menandatangani perjanjian dengan pemerintah Hongaria, Senin (19/10) waktu setempat, bekerja sama di bidang pemanfaatan energi atom untuk tujuan damai.
Kerja sama itu merupakan pakta terbaru dari jenisnya yang ditandatangani oleh negara eksportir minyak terbesar di dunia tersebut. Sebelumnya pada tahun ini Riyadh juga menyepakati perjanjian serupa dengan Rusia dan Korea Selatan.
“Kesepakatan dengan Hongaria termasuk kerjasama dalam desain reaktor, konstruksi dan operasi, keamanan, pengelolaan limbah, dan pelatihan,” ungkap kantor berita resmi pemerintah,Saudi Press Agency (SPA), seperti dilansir Ahram Online.
Hashim bin Abdullah Yamani, Presiden King Abdullah City for Atomic and Renewable Energy (K.A.CARE), menandatangani kesepakatan terbaru itu dengan Menteri Pembangunan Nasional Hongaria, Miklos Sesztak.
Baca Juga: Militer Yaman Tembak Pesawat Nirawak Canggih AS dengan Rudal Lokal
Yamani mengatakan kesepakatan dengan Hongaria akan membantu kerajaan membangun energi atom dan terbarukan dengan cara berkelanjutan untuk membantu melestarikan sumber daya hidrokarbon.
Hongaria menandatangani kesepakatan tahun lalu dengan perusahaan energi atom pemerintah Rusia, Rosatom, untuk memperluas pabrik nuklirnya, Paks, dengan dua blok pembangkit 1.200 megawatt. Proyek itu dibiayai pinjaman Moskow sebesar 10 miliar euro (US$11 miliar/Rp149 triliun).
Arab Saudi selama ini sepenuhnya bergantung pada minyak dan gas untuk produksi listriknya, dan menurut SPA permintaan energi tumbuh antara enam dan delapan persen per tahun.
Pada bulan Juni, Perancis dan Arab Saudi mengumumkan studi kelayakan untuk membangun dua reaktor nuklir di negara monarki itu. SPA mengatakan Riyadh telah mencapai pakta kerjasama tambahan dengan China, Argentina, dan Finlandia, dan berharap beberapa tambahan perjanjian serupa.
Baca Juga: Mesin Perang AS Serang Yaman dengan 22 Serangan Baru
Almarhum Raja Abdullah mendirikan KACARE pada 2010 untuk mengembangkan energi alternatif, termasuk tenaga atom. Arab Saudi sedang mengejar proyek-proyek nuklir di tengah kekhawatirann tentang program nuklir Iran, saingan Riyadh di kawasan.
Pada Juli lalu, enam kekuatan dunia yang dikenal sebagai P5+1 (China, Perancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat plus Jerman) menandatangani kesepakatan bersejarah dengan Iran untuk mengekang kemampuan nuklir Tehran dengan imbalan pelonggaran sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi negara itu.
Adapun Teheran, seperti dalam sikap yang ditunjukkan dari awal sejak polemik krisis nuklir Iran mencuat, bersikeras tidak sedang membuat bom atom. (T/P022/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi Hentikan Sementara Visa Sejumlah Negara, Termasuk Indonesia