Riyadh, MINA – Arab Saudi dan Palestina sepakat pada hari Kamis (17/10) untuk membentuk komite ekonomi bersama dan dewan bisnis, terutama untuk menghadapi kesenjangan anggaran dibutuhkan Palestina yang mencapai AS$ 1,8 miliar (lebih dari Rp25,4 triliun). Laporan VoA News.
Abbas, yang tiba di Riyadh pada hari Rabu, bertemu dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menurut Pers Saudi SPA.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas telah berada dalam krisis keuangan yang dalam sejak Februari ketika Israel membekukan transfer pajak dan bea cukai yang dikumpulkannya atas nama Palestina.
Pemerintahannya harus memberlakukan langkah-langkah penghematan, memotong hampir setengah dari gaji karyawannya.
Baca Juga: 12.000 Warga Palestina Mengungsi dari Kamp Tulkarm, Tepi Barat
Ia menambahkan bahwa para pemimpin mencapai “kesepakatan tentang pembentukan komite ekonomi bersama dan dewan bisnis Saudi-Palestina”.
Namun laporan itu tidak merinci lebih lanjut kesepakatan teresbut.
Pemotongan Israel berdampak serius di wilayah Palestina, dengan meningkatnya angka pengangguran mencapai 26 persen pada kuartal kedua 2019, laporan Bank Dunia.
Israel mengumpulkan sekitar AS$ 190 juta (lebih dari Rp2,6 triliun) per bulan dari bea cukai atas barang-barang untuk pasar Palestina yang transit melalui pelabuhan-pelabuhan, dan mereka seharusnya mentransfer uang itu ke Otoritas Palestina.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Israel akan Batasi Akses ke Masjid Al-Aqsa
Pada bulan Februari, Israel memutuskan untuk mengurangi sekitar AS penyaluran $ 10 juta per bulan dari pendapatan pajak. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICRC Peringatkan Dampak Serangan Israel di Tepi Barat