Riyadh, 6 Ramadhan 1436/23 Juni 2015 (MINA) – Arab Saudi mengungkapkan, dokumen diplomatik yang bocor dan beredar di situs WikiLeaks, didapat peretas dalam serangan siber terhadap komputer Kementerian Luar Negeri Kerajaan bulan lalu.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memperingatkan dalam sebuah pernyataan, Senin (22/6), pihaknya akan mengadili semua orang yang ditemukan bertanggung jawab atas serangan siber itu, apakah perusahaan atau pemerintah, sesuai dengan hukum internasional.
Kepala Urusan Media di Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Osama Bin Ahmed Noukli, bersikeras bahwa pekerjaan tetap berlangsung untuk menyelesaikan investigasi berkoordinasi dengan instansi negara yang kompeten. Demikian Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Dia menekankan Kementerian menerapkan peraturan teknis terberat, sehingga serangan siber tidak mampu menembus dokumen yang diklasifikasikan “sangat rahasia”, yang berjumlah jutaan dokumen.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Noukli meminta warga Saudi tidak membantu “musuh tanah air” dalam mencapai tujuan mereka melalui sirkulasi salah satu dokumen yang diterbitkan oleh WikiLeaks, dan menegaskan bahwa UU e-Crime melarang siapa pun umtuk melakukannya.
Dia menambahkan bahwa serangan itu tidak akan mempengaruhi dengan cara apapun pekerjaan kementerian atau “kebijakan transparan negara.”
Situs resmi WikiLeaks menerbitkan lebih dari 70.000 dokumen diplomatik dari Arab Saudi pada Jumat (19/6) dan berjanji untuk mempublikasikan 1,5 juta dokumen lainnya dalam waktu dekat, Arabi 21 melaporkan.
Dokumen, yang diklaim WikiLeaks, mengungkapkan beberapa operasi dari Kedutaan Saudi di seluruh dunia.(T/R05/P2)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
https://www.middleeastmonitor.com/news/middle-east/19367-wikileaks-documents-obtained-in-cyber-attack-say-saudis
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan