Riyadh, MINA – Kerajaan Arab Saudi menyatakan negaranya ingin menghindari perang di kawasan itu, tetapi menyatakan pula siap menanggapi dengan “semua kekuatan dan tekad”, setelah serangan pekan lalu menargetkan aset minyak Saudi.
Hal itu dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir pada konferensi Ahad (19/5) di Riyadh, demikian Al Jazeera melaporkan.
Saudi telah menuduh Iran memerintahkan serangan drone pada hari Selasa (14/5) di dua stasiun pompa minyak milik Kerajaan. Serangan itu diklaim oleh kelompok Houthi Yaman.
Serangan itu terjadi dua hari setelah empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, disabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Namun, Iran membantah pihaknya berada di balik serangan-serangan yang terjadi.
“Jika pihak lain memilih perang, Kerajaan akan menanggapi dengan semua kekuatan dan tekad, dan akan membela diri dan kepentingannya,” kata Jubeir.
Seorang komandan senior militer Iran juga mengatakan pada Ahad, negaranya tidak mencari perang.
Pernyataan itu muncul di saar Raja Arab Saudi mengundang para pemimpin Teluk dan Arab untuk mengadakan KTT darurat di Makkah pada 30 Mei untuk membahas implikasi dari serangan itu. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama