Riyadh, MINA – Arab Saudi memperingatkan dampak yang sangat berbahaya dari serangan darat militer pendudukan Israel di kota Rafah, Jalur Gaza selatan, tempat perlindungan terakhir jutaan warga Palestina yang mengungsi akibat serangan brutal pendudukan.
Menurut Saudi Press Agency yang dikuti Anadolu Agency, Ahad (11/2), Kerajaan Saudi menegaskan penolakan tegas dan mengecam dengan keras deportasi paksa warga Palestina dari Gaza.
Arab Saudi memperbarui tuntutannya akan perlunya gencatan senjata segera dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar pertemuan darurat guna mencegah Israel melakukan serangan yang dapat menyebabkan bencana kemanusiaan di Rafah.
Tentara pendudukan Israel sedang mempersiapkan operasi militer darat di Rafah yang padat penduduknya di Jalur Gaza selatan.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi para pengungsi di Jalur Gaza. Saat ini wilayah tersebut menjadi rumah bagi lebih dari 1.400.000 warga Palestina, termasuk 1.300.000 pengungsi dari provinsi lain, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.
Sejak dimulainya serangan Israel terhadap Gaza 7 Oktober 2023, Israel memerintahkan penduduk di bagian utara dan tengah Gaza untuk mengungsi ke bagian selatan wilayah tersebut, yang menyebabkan kondisi yang penuh sesak, terutama di Rafah.
Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza, setidaknya 27.947 warga Palestina syahid, sebagian besar perempuan dan anak-anak serta 67.459 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB. (T/RE1/P1)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)