Moskow, MINA – Raja Arab Saudi Salman bin Abudulaziz Al Saud, dan Presiden Vladimir Putin, Kamis (5/10), di Moskow, menandatangani banyak kesepakatan di bidang persenjataan dan energi.
Riyadh, merupakan sekutu utama Amerika Serikat di kawasan, tengah berupaya meningkatkan kerja sama dengan Moskow, demikian Russia Today melaporkan, yang dikutip MINA.
“Ini adalah kunjungan pertama oleh seorang raja Arab Saudi dalam sejarah hubungan kita dan hal ini adalah peristiwa penting,” kata Putin saat menyambut Salman (81 tahun) di sebuah balai agung Kremlin di Moskow.
“Saya yakin kunjungan Anda akan meningkatkan hubungan antara negara kita,” tambah Putin.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Kami bermaksud memperkuat hubungan kita demi kepentingan perdamaian dan keamanan, demi pengembangan ekonomi dunia,” Raja Saudi menanggapi.
Dalam pertemuan itu, dua pemimpin negara eksportir energi terbesar di dunia itu juga membahas kesepakatan OPEC untuk menghentikan produksi minyak dan menyaksikan penandatanganan kesepakatan yang menurut pejabat bernilai miliaran dolar.
Di bidang pertahanan, Riyadh tertarik untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dan sistem rudal antitank dari Rusia, menurut stasiun televisi Saudi al-Arabiya.
Nota kesepahaman (MOU) itu ditandatangani untuk membantu Arab Saudi mengembangkan industri pertahanannya sendiri.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin mengatakan Riyadh menunjukkan ketertarikan untuk membeli sistem rudal Rusia.
“Ada beberapa minat, tentu saja. Pembicaraan mengenai S-400 sedang berlangsung, namun belum ada keputusan akhir,” ujarnya seperti dilansir Russia Today, menambahkan perundingan tertutup mengenai kerja sama teknis militer sedang dilaksanakan.
S-400 adalah sistem rudal antipesawat jarak jauh Rusia yang teknologinya paling maju dan dapat membawa tiga jenis hulu ledak yang dirancang untuk menghancurkan sasaran termasuk rudal balistik dan jelajah.
Sistem ini mampu melacak dan menangani hingga 300 target sampai ketinggian 27 kilometer pada saat bersamaan.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Kesepakatan itu berpotensi menjadi kemenangan besar bagi Rusia. Maklum Saudi secara tradisional membeli peralatan pertahanan dari Amerika Serikat.
Pada bulan Juni lalu, Riyadh menandatangani kontrak pertahanan terbesarnya dengan AS untuk membeli sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), frigat rudal, pesawat militer, dan howitzer.
THAAD adalah sistem peluru kendali antibalistik yamg sudah digunakan Angkatan Darat AS, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak dekat, sedang, dan faset dalam fase terminalnya yang menggunakan pendekatan mencegat rudali musuh dengan tembakan langsung (hit-to-kill).
Sistem pertahanan tersebut yang dipasang di di perbatasan Korea Selatan untuk menangkis serangan Korea Utara, yang belakangan membuat Cina marah. (T/R11/P1)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia