Riyadh, MINA – Arab Saudi sempat menawarkan wilayah Abu Dis, sebuah kota di dekat Yerusalam Timur yang diduduki Israel, sebagai ibu kota masa depan Palestina.
Saudi menyebut proposal itu sebagai sebuah prakarsa perdamaian antara Israel dan Palestina.
Namun, seperti disebutkan Middle East Monitor (MEMO), pada edisi Jumat (8/12), proposal yang kemudian bocor keluar itu, mendapat keecaman dari para aktivis Palestina.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Aktivis merilis sebuah hashtag baru dengan nama “Jerusalem adalah ibukota kami” sebagai tanggapan atas usulan Saudi itu.
Media melaporkan, Pangeran Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman membawa proposal tersebut saat kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Riyadh bulan lalu.
Menurut usulan tersebut, orang-orang Palestina akan mendapatkan sebuah negara yang tidak bersebelahan dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza. Tapi mereka nantinya hanya memiliki kedaulatan parsial. Sementara mayoritas permukiman Israel di Tepi Barat akan tetap ada.
Proposal tersebut tidak memberikan hak bagi pengungsi Palestina dan keturunan mereka yang tinggal di negara lain untuk kembali.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Arab Saudi memberi Abbas waktu dua bulan untuk menanggapi tawaran tersebut.
Abu Dis, menurut Kesepakatan Oslo, diklasifikasikan sebagai Area B yang dikelola oleh Israel dan Otoritas Palestina.
Begitu Presiden AS Donald Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibukota Israel dan hendak merelokasi Kedubesnya, telah memicu ketegangan baru di Timur Tengah dan gejolak protes di seluruh dunia Islam dan juga di beberapa negara non Islam termasuk di AS. Sampai-sampai ummat Islam menyelenggarakan sholat Jumat di depan Gedung Putih .(T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant