London, MINA – Arab Saudi melalui duta besarnya untuk Kerajaan Inggris, Pangeran Khalid bin Bandar menegaskan, tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel hingga terbentuknya negara Palestina.
Hal itu ia sampaikan saat Berbicara di Konferensi Chatham House di London pada Kamis (20/6), melansir Arab News.
Meski demikian Pangeran Khalid mengatakan, normalisasi tetap penting bagi Arab Saudi dan negara-negara lain di kawasan karena akan menjamin perdamaian, stabilitas dan keamanan.
Dia mengakui bahwa “kompromi harus dilakukan” untuk menyelesaikan konflik Arab-Israel.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
“Jika apa yang terjadi (di Gaza) terus terjadi, kita akan menempuh jalan yang tidak bisa diubah,” kata Khalid.
“Semakin jauh kita gagal menemukan solusi, semakin banyak orang yang kehilangan harapan, semakin kita berada pada titik tersebut, hal ini akan meluas menjadi konflik regional. Penting bagi semua orang untuk menyadari bahaya yang ada di depan. Konflik ini tidak akan terus terjadi secara regional, namun akan menjadi konflik internasional dengan sangat cepat,” tambahnya.
Namun Khalid mengatakan, normalisasi tidak akan relevan sampai penderitaan rakyat Palestina terselesaikan.
“Kami percaya pada pembentukan negara Palestina dan solusi konflik,” katanya.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
“Kalau mudah, kita pasti sudah melakukannya sekarang, tapi tanpa itu (pembentukan negara Palestina), normalisasi tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya melakukan normalisasi karena kita masih akan mengalami konflik dan konfliklah yang menjadi masalah, bukan normalisasi,” tegas Khalid.
Pangeran Khalid mengatakan, Kerajaan Arab Saudi adalah “salah satu negara terpenting di kawasan ini,” yang memiliki “pengaruh” dalam membuka dunia Arab dan Muslim kepada Israel dan tidak berperan dalam menengahi solusi adalah hal yang “konyol.”
Namun dia mengatakan agar hal itu terwujud, Israel “perlu mengambil tindakan juga,” seraya menambahkan bahwa harga yang harus dibayar untuk menemukan solusi adalah sebuah negara Palestina yang merdeka.
Lebih lanjut, Duta Besar Khalid mengeluhkan betapa sedikitnya liputan global mengenai posisi Saudi dalam masalah Israel-Palestina, termasuk pidato Putra Mahkota Mohammed bin Salman baru-baru ini, di mana ia menegaskan kembali seruan untuk segera menghentikan serangan di Gaza.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
“Penting untuk mengakui posisi kami, yang tidak pernah berubah, meskipun masyarakat tidak pernah mendengarkan kami,” kata Pangeran Khalid.
“Posisi putra mahkota, posisi Arab Saudi, posisi Yang Mulia (Raja Salman), posisi pemerintah dan keinginan hampir setiap orang Saudi yang saya tahu adalah kita membutuhkan negara Palestina,” ujarnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara