Riyadh, MINA – Arab Saudi tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel kecuali negara Palestina didirikan dan perang di Gaza berakhir.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menyampaikan pernyataan tersebut dalam jumpa pers bersama mitranya dari Prancis, Jean-Noel Barrot, di New York, setelah konferensi internasional tingkat tinggi tentang implementasi solusi dua negara, yang diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Prancis. Anadolu melaporkan.
“Bagi kerajaan, pengakuan sangat terkait dengan pembentukan negara Palestina,” kata Pangeran Faisal ketika ditanya apakah Arab Saudi dapat meluncurkan kembali pengakuan Perjanjian Abraham untuk Palestina sebagai prasyarat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Pada tahun 2020, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko menandatangani perjanjian yang disponsori AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
“Kami tentu berharap konsensus yang jelas yang ditunjukkan hari ini, yang juga akan ditunjukkan besok, dan momentum yang jelas menuju pembentukan negara Palestina dapat membuka perbincangan tentang normalisasi,” tambahnya.
Baca Juga: Mantan PM Israel Sebut Negaranya Sedang Hadapi Kehancuran
Faisal menekankan bahwa normalisasi dengan Israel tidak dapat dibicarakan selama genosida Israel di Gaza terus berlanjut.
“Perundingan hanya dapat dibuka terlebih dahulu jika konflik di Gaza berakhir dan penderitaan rakyat Gaza berkurang. Karena tidak ada alasan, bahkan tidak ada kredibilitas, untuk membicarakan normalisasi dengan kematian, penderitaan, dan kehancuran yang terus-menerus di Gaza,” ujarnya.
“Dan kemudian kita harus membicarakan pembentukan negara Palestina. Dan setelah itu tercapai, maka jelas kita dapat membicarakan normalisasi,” tambahnya.
Sebelumnya, Pangeran Faisal mengatakan dalam pernyataan pembukaan konferensi bahwa kerajaan menyambut baik janji Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini untuk mengakui negara Palestina secara resmi.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Lakukan Provokasi di Halaman Masjid Al-Aqsa
“Langkah ini mencerminkan langkah internasional yang serius untuk mewujudkan hak-hak sah rakyat Palestina,” tuturnya.
Konferensi dua hari tersebut, yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi, berfokus pada menghidupkan kembali perundingan damai dan memajukan implementasi solusi dua negara. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kelaparan Masih Melanda Gaza Meski Bantuan Masuk, 88 Anak Syahid