Riyadh, MINA – Kementerian Dalam Negeri Aran Saudi terus melaksanakan Inisiatif Rute Makkah sebagai bagian dari Program Pengalaman Ziarah, salah satu program Visi Saudi 2030, selama enam tahun.
Inisiatif ini melibatkan ruang tunggu khusus layanan fast track di 11 bandara di tujuh negara: Maroko, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Turkiye, dan Pantai Gading, SPA melaporkannya dikutip MINA, Ahad (12/5).
Fast track merupakan fasilitas preclearance atau pemeriksaan dokumen jamaah haji oleh Keimigrasian Pemerintah Arab Saudi di tujuh negara tersebut.
Layanan fast track dapat menghemat waktu jamaah setibanya di bandara tujuan, baik Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah maupun King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Sebab, proses pengecekan dokumen keimigrasian (pre departure clearance), seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di Bandara Soetta, Cengkareng, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Adi Soemarmo Surakarta.
Inisiatif ini menyederhanakan proses haji bagi jamaah dengan memungkinkan mereka menyelesaikan prosedur utama dari negara asal mereka.
Ini termasuk penerbitan visa elektronik, pengumpulan data biometrik, dan pemeriksaan keberangkatan bandara setelah memverifikasi persyaratan kesehatan.
Bagasi jamaah diberi kode dan diurutkan berdasarkan transportasi dan akomodasi yang telah diatur sebelumnya di Arab Saudi.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Setibanya di sana, jamaah haji dibawa pergi dengan bus khusus ke tempat tinggal mereka di Makkah dan Madinah, dan barang bawaan mereka diantar oleh agen layanan.
Di Indonesia sendiri, Fast track awalnya hanya dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Mulai tahun ini, fast track juga dilakukan di Bandara Juanda Surabaya, dan Adi Soemarmo Surakarta.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu