Saudi Tetapkan Protokol Ketat Kesehatan Ketentuan Haji 1442 H

Jeddah, MINA – Pihak berwenang Arab Saudi telah menyetujui sejumlah rekomendasi Protokol Ketat Kesehatan untuk musim haji 1442 H, sebagai tindakan pencegahan. Saudi Gazette melaporkan, Senin (24/5).

Pihak berwenang sedang mengatur secara proporsional jumlah jamaah, area tenda, fasilitas, dan unit kesehatan di situs suci, merujuk keputusan Panitia Haji. .

Protokol merujuk pada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum tiba di zona haji, yang meliputi kelompok umur yang diizinkan, kondisi kesehatan yang baik, dan calon bebas dari penyakit kronis.

“Harus dipastikan bahwa mereka tidak menjalani dialisis ginjal atau menderita penyakit kronis yang memerlukan rawat inap selama enam bulan terakhir, dan mereka harus memiliki izin dokter,” pengumuman menyebutkan.

Sebelum menuju ke wilayah , jamaah juga diharuskan sudah divaksin anti Covid-19.

Untuk mereka yang datang dari luar negeri, jamaah haji harus sudah menerima dosis penuh vaksin yang disetujui Arab Saudi.

“Mereka harus menunjukkan sertifikat dari otoritas kesehatan resmi di negara jamaah dan sertifikat tes PCR hasil negatif oleh laboratorium yang diakui di negara peziarah,” lanjutnya.

Diperlukan tes usap menggunakan teknik PCR untuk memastikan jamaah bebas dari COVID-19.

Tes ini harus dilakukan dalam waktu 40 jam sebelum menuju ke area prosedur setibanya di zona haji.

Para peziarah akan diberangkatkan melalui jalur yang ditentukan untuk area transportasi.

Prosedur juga mencakup alokasi tempat akomodasi yang sesuai dengan persyaratan, termasuk mencegah kepadatan di ruangan.

Layanan katering akan diberikan kepada setiap jamaah di kamarnya, untuk mencegah berkumpul di ruang makan, prasmanan terbuka tidak diizinkan, dan jamaah asing akan dikarantina selama tiga hari.

Di Dua Masjid Suci dan Area Sentral di Makkah dan Madinah, para peziarah akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan tenda, area Jamarat, dan di stasiun kereta.

Pada aturan transportasi Arafah, bus ditentukan untuk setiap kelompok, dengan nomor kursi yang ditetapkan untuk setiap jamaah.

Peziarah tidak akan diizinkan untuk berdiri selama perjalanan, dan setidaknya satu kursi harus tetap kosong antara satu penumpang dan yang lain, dengan syarat penumpang membawa barang bawaan mereka.

Semua harus berkomitmen untuk tinggal di tempat yang ditentukan di Arafah dan Muzdalifah. (T/RS2/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.