Jakarta, 26 Jumadil Akhir 1436/15 April 2015 (MINA) – Ulama, anggota dewan syariah Radio Silaturahim (Rasil) K.H Abul Hidayat Saerodjie menyatakan, sebenarnya dalam krisis Yaman, Saudi dan Yaman sendiri merupakan korban dari scenario global yang diprogramkan musuh-musuh Islam.
“Baik Saudi maupun Yaman sendiri, mereka adalah korban dari sebuah scenario global yang saat ini dilancarkan oleh para musuh Islam (Zionis dan sekutunya). Tujuannya adalah untuk melemahkan kekuatan umat dengan jalan adu domba antara sesama Muslim,”katanya kepada wartawan Mi
’raj Islamic News Agnecy (MINA) saat ditemui dikediamannya, Rabu.
Lebih lanjut Abul Hidayat menyatakan, para musuh Islam sudah lama mempelajari kelemahan umat Islam. Mereka mengetahui jika Muslimin tidak bisa ditaklukkan dengan kekuatan mereka sendiri, tapi Muslimin akan menjadi lemah, bahkan hancur jika diadu domba.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Sebagai contoh, di Afghanistan, Amerika menghancurkan negara itu dengan adu domba antar raktaynya. Irak, Libya, Suriah, dan kini Yaman, semua metodenya sama, yaitu diadu domba antara sesame umat Islam dengan isu-isu yang mereka kobarkan,” paparnya.
“Di Yaman, isu yang diangkat sama dengan di Suriah, sedang di Libya dan Irak, isu yang dihembuskan adalah ketidakadilan dan kediktatoran dari pemimpinnya,” ungkapnya lagi.
Ulama Pembina pondok pesantren Al Fatah seluruh Indonesia itu menghimbau kepada para pelajar dan WNI Indonesia di Yaman, untuk menjauhkan diri dari konflik. “Situasinya adalah perang saudara, muslim dengan muslim. Untuk menghindari fitnah, sebaiknya mereka pulang saja dulu,” tegasnya.
Pada 25 Maret 2015, pasukan gabungan dari sejumlah negara Arab dipimpin Arab Saudi melancarkan serangan udara ke beberapa basis wilayah Hutsi di Yaman. Serangan ini menandakan dimulainya intervensi militer di Yaman yang bernama Operation Decisive Storm (Operasi Badai Yang Menentukan/arab: عملية عاصفة الحزم)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Sebelumnya, militan Houthi atau Hutsiyun melakukan penggulingan kekuasaan terhadap pemerintah yang berkuasa, Abdur Rabbuh Mansur Hadi. Hal ini di anggap sebagai tindakan makar oleh negara-negara Arab yang tergabung dalam Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk.
Presiden Yaman mengumumkan, Aden menjadi ibukota Yaman sementara menggantikan Shan’a. Pada tanggal yang sama, Arab Saudi dan sembilan negara lainnya mulai membombardir Sanaa. Sejumlah pesawat jet tempur Saudi dan sembilan negara lainnya meluncurkan serangan udara.(L/P008/R03)
Mi’raj Islamic News Agnecy (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan