Jakarta, 10 Jumadil Akhir 1435/10 April 2014 (MINA) – Lembaga Tahfidz Dhuafa “Saung Quran” menawarkan pendidikan Al-Qur’an yang nyaman dan gratis dengan kualitas yang bermutu bagi masyarakat yang terpinggirkan.
Itulah yang disampaikan oleh Ustadz Reza Soulthan saat ditemui MINA, Kamis (10/4) di Saung Quran yang berlokasi di Kp. Sukatani, Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat.
“Masyarakat selama ini mencari model pendidikan yang nyaman, agar anak-anaknya betah belajar sekaligus bermutu dan terjangkau, bahkan gratis. Karena itulah kami hadir,” kata Reza.
Baca Juga: Pemuda Indonesia Dirikan Camp Bela Palestina di Depan Kedubes AS
Reza mengungkapkan, Saung Quran yang baru berusia tiga tahun itu bertujuan melahirkan generasi Islami yang berkarakter Qurani. Kini pendidikan ini memiliki murid lebih dari seratus anak.
“Kami ingin anak-anak kita nanti berinteraksi dekat dengan Al-Qur’an. Ketika mereka bicara, bersikap, berinteraksi dengan orang tua, dengan teman-temannya, dengan Tuhan-nya, dengan lingkungan dan alamnya, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an,” ujarnya.
Menurutnya, Saung Quran memiliki kurikulum yang bagus dengan target dua tahun anak belajar, lulus dengan ijazah khusus tahsin (membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya).
“Kami punya suatu metode, di mana seorang anak dalam dua tahun bisa baca Al-Qur’an dengan tartil (teratur, tidak tergesa-gesa). Setelah itu mereka masuk ke tahap tahfidz (menghapal Al-Qur’an). Kita tidak boleh memasukkan anak ke kelas tahfidz, sedangkan bacaan mereka rusak,” kata Reza yang juga merupakan Ketua Yayasan Telaga Zamzamy.
Baca Juga: AWG Kembali Gelar Aksi di Depan Kedubes AS Tuntut Hentikan Genosida Israel
Reza megatakan, respon masyarakat sangat baik, karena mencari sistem dan model pendidikan yang bermutu itu harganya mahal dan mustahil untuk terjangkau bagi wilayah masyarakat pinggiran dan kumuh.
“Apresiasi masyarakat bagus, kepercayaan mereka juga bagus terhadap kami. Terbukti dengan jumlah santri yang semakin bertambah. Bahkan santri itu waiting list dalam pendaftaran.”
Sejauh ini, dana Saung Quran masih berasal dari uang pribadi Reza dan beberapa individu yang memiliki kepedulian menginfakkan harta dan jasanya untuk bisa menggaji guru-guru yang semuanya sarjana pendidikan Al-Quran.
“Gaji masih sangat minim untuk para sarjana Al-Quran yang meraih pendidikannya dengan harga mahal.”
Baca Juga: AWG Serukan Boikot Produk Terafiliasi Zionis di Depan Kedubes AS
Saat ini, kondisi Saung yang terbuat dari bambu, mulai rapuh termakan rayap. Karenanya, Reza berencana merenovasi Saung Quran untuk mengakomodir santri-santri yang ingin mendaftar. Bahan bambu akan diganti dengan kayu kelapa asal Sulawesi yang bisa tahan puluhan tahun lamanya.
Karenanya, Reza menghimbau umat Islam yang memiliki kepedulian dan kelebihan harta untuk bisa membantu dana pembangunan yang mencapai sekitar Rp 200 juta.
Untuk menampung infak dan amal saleh para donatur, Reza membuka rekening Saung Quran atas nama Reza Soulthan, dengan rekening BRI: 322501015699534, Mandiri: 1180005802813, dan Muamalat: 0188222807.
Tidak hanya sebagai TPA, Saung Quran juga memiliki fungsi menjadi tempat konsultasi dan pengobatan qurani, seperti ruqyah syar’i dan thibbun nabawi. Juga berfungsi sebagai tempat kursus Bahasa Arab.
Baca Juga: UAR Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Tanah Bergerak di Brebes
Pengajian-pengajian umum masyarakat sekitar berpusat di Saung Quran. Termasuk menjadi posko banjir. Masalah kebanjiran, khitanan massal, Reza mengaku Saung Quran yang terdepan. Pendidikan penyembelihan juga diajarkan kepada masyarakat agar dalam menyembelih hewan dengan cara yang islami.
“Maka kami sangat berkepentingan Saung Quran ini untuk direnovasi, karena fungsinya begitu banyak,” tambahnya. (L/P09/EO2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Peneliti BRIN: Zionisme Bukan Sekadar Pendirian Negara, Tapi Proyek Kolonialisme
Baca Juga: [Bedah Berita MINA] 70 Tahun KAA: Janji yang Belum Tuntas untuk Palestina