Kota Gaza, MINA – Sayap militer dari berbagai gerakan politik dan perlawanan di Jalur Gaza yang terblokade memperingatkan Israel yang terus melanjutkan tindakan pembatasan di kompleks Masjid Al-Aqsha di Al-Quds Timur yang diduduki, dengan mengatakannya bahwa berbagai “serangan” Israel di situs tersuci ketiga dalam Islam itu, merupakan “sebuah percikan yang memicu ledakan di wilayah tersebut.”
“Kami akan meneriakkan kata-kata yang kuat dan tertinggi jika rencana entitas Zionis guna menghancurkan Al-Aqsha berlanjut,” kelompok tersebut memperingatkan dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa (18/07/2017).
“Kami tidak akan membiarkan musuh-musuh kami menyerang Al-Aqsha, tempat suci kami, dan umat Islam di Kota Al-Quds,” tegasnya. Demikian Maan News yang dikutip MINA.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Sayap-sayap militer yang terdiri dari Brigade Izzuddin Al-Qassam (Hamas), Brigade Al-Quds (Jihad Islami), Brigade Martyr Al-Aqsha (Fatah), Brigade Abu Ali Mustapha (Front Rakyat Untuk Pembebasan Palestina), dan Brigade Nashir Shalahuddin (Komite Perlawanan Rakyat) itu, juga menyatakan rasa hormat kepada warga asli Al-Quds dan meminta semua warga Palestina untuk mendukung keberadaan Masjid Al-Aqsha.
Otoritas Israel telah memberlakukan pembatasan ketat di Al-Aqsha menyusul serangan mematikan yang menyebabkan tiga penyerang dan dua petugas polisi – semua warga Palestina Israel – tewas di dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds pada hari Jumat (14/07/2017).
Jamaah Muslim telah melakukan ibadah sholat berjamaah di Gerbang Singa, salah satu gerbang masuk menuju Al-Aqsha sejak serangan tersebut untuk mengekspresikan penolakan mereka terhadap prosedur keamanan Israel yang dipaksakan baru-baru ini – termasuk pemasangan detektor logam dan kamera keamanan di pintu masuk Al-Aqsha-.
Kompleks suci itu juga ditutup bagi jamaah Muslim selama lebih dari dua hari setelah baku tembak mematikan terjadi, menandai pertama kalinya penutupan Masjid Al-Aqsha bagi jamaah Muslim sejak tahun 2014 dan pertama kalinya larangan sholat Jumat sejak 1967.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Para pemimpin Palestina di Kota Al-Quds menyerukan tindakan lanjutan terhadap kebijakan tersebut pada hari Selasa lalu, dan memastikan bahwa jamaah Muslim Palestina masih menolak untuk masuk melalui detektor logam serta terus melaksanakan ibadah shalat berjamaah di luar kompleks masjid sebagai aksi protes.
Warga Palestina menyatakan ketakutannya akan tindakan-tindakan Israel yang membatasi akses masuk bagi jamaah Muslim ke Al-Aqsha dapat mengubah status quo dari lokasi – seperti yang dilakukan pada Masjid Ibrahimi, yang sekarang dibagi menjadi sinagog bagi pemukim esktrimis Yahudi Israel dan sebuah masjid bagi penduduk Muslim Palestina, di Hebron Pada tahun 1994 setelah pembantaian jamaah Muslim Palestina yang dilakukan seorang ekstrimsi Yahudi Israel.
Hingga kini, penduduk Muslim Palestina di Hebron harus melewati sebuah pos pemeriksaan yang dipasang oleh Israel untuk dapat masuk ke Masjid Ibrahimi.
Warga Palestina telah lama menuduh Otoritas Pendudukan Israel menggunakan kekerasan dan ketegangan konflik Israel-Palestina sebagai sarana untuk melanjutkan penguasaan atas lokasi-lokasi penting di wilayah Palestina.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Setelah pendudukan Israel di Al-Quds Timur pada tahun 1967, Israel telah mempertahankan kompromi dengan kepercayaan Islam yang mengendalikan kompleks Masjid Al-Aqsha untuk tidak mengizinkan ibadah bagi non-Muslim di daerah tersebut. Namun, situs itu terbuka untuk semua kelompok selama waktu kunjungan yang ditentukan.
Warga Palestina telah menyatakan keprihatinannya bahwa Israel telah berusaha untuk menggoyang status quo di tempat suci tersebut.
Tindakan tersebut dilakukan dalam bentuk serangan rutin para ekstrimis Yahudi di lokasi tersebut serta seruan kelompok-kelompok sayap kanan Israel untuk menghancurkan masjid itu dan menggantinya dengan sinagog Yahudi ketiga. (T/R01/P1)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza