Ramallah, MINA – Sayap militer gerakan Fatah Palestina telah memerintahkan para pejuangnya untuk mengubah Tepi Barat yang diduduki menjadi neraka bagi pasukan militer dan pemukim Israel, setelah tindakan keras rezim Tel Aviv di Yerusalem (Al-Quds) serta serangan udara berdarah di Jalur Gaza.
Brigade Martir al-Aqsa, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Jumat (14/5), memerintahkan para pejuangnya untuk tidak mengampuni “kawanan pemukim yang pengecut dan tentara pendudukan yang menggigil, jika serangan berdosa terhadap orang-orang kami dan penduduk lingkungan Sheikh Jarrah tidak berhenti,” koran harian berbahasa Arab al-Akhbar yang berbasis di Lebanon, melaporkan.
“Siapkan semua rute, permukiman, dan kamp di Tepi Barat sebagai targetmu, dan ubah daerah itu menjadi neraka mutlak!” demikian perintah yang dikeluarkan, Press TV melaporkan.
Sementara itu, seorang pejabat senior Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) menyatakan, Israel akan menghadapi krisis eksistensial jika terlibat dalam serangan militer di front perlawanan Palestina, yang menyatakan bahwa Ruang Operasi Gabungan memiliki “kejutan tak terduga” untuk rezim.
Baca Juga: Sekjen PBB: Hanya Sesendok Teh Bantuan yang Diizinkan Masuk ke Gaza
Talal Abu Zarifa, anggota biro politik DFLP, menekankan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tasnim, Ruang Operasi Gabungan telah dipersiapkan dengan baik untuk pertempuran saat ini dengan Israel, memiliki kemampuan yang besar untuk diandalkan dan dapat memberikan perlawanan untuk jangka waktu yang lama.
“Selama beberapa hari terakhir putaran terakhir pertempuran, front perlawanan mampu mencapai prestasi besar dan sukses dalam kerangka pencegahan, yang membingungkan penjajah, Membuat mereka tidak punya pilihan selain menargetkan fasilitas sipil dan lingkungan dalam keadaan gila dan sembarangan,” katanya.
Abu Zarifa menggarisbawahi bahwa faksi Palestina telah dengan suara bulat setuju untuk tidak melakukan gencatan senjata dengan Tel Aviv, kecuali rezim pendudukan Israel menghentikan agresinya terhadap Masjid al-Aqsa dan penduduk lingkungan Sheikh Jarrah.
Ketegangan meningkat di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki dan Gaza di tengah rencana pengusiran paksa puluhan warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah, di mana pemukim ilegal Yahudi Israel ingin mengambil alih properti keluarga Palestina.
Baca Juga: 94% Rumah Sakit di Gaza Lumpuh, PBB Peringatkan Bencana Kesehatan
Terlepas dari seruan internasional untuk segera menghentikan semua permusuhan, termasuk dari Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji bahwa serangan terhadap Jalur Gaza akan terus berlanjut.
Israel terus membombardir daerah kantong yang miskin itu dengan serangan udara dan peluru artileri pada hari Sabtu (15/5), menewaskan sejumlah anak dan wanita di sebuah kamp pengungsi.
Hingga Sabtu pagi, setidaknya 137 warga Palestina, termasuk 36 anak-anak, telah tewas dan 920 lainnya cedera sejak permusuhan berkobar pada hari Senin (10/5). (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Israel Manipulasi Data, 10.000 Tentara Hilang Sejak Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)