Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SBY: INDONESIA DUKUNG PERDAMAIAN INTERNASIONAL

IT MINA - Kamis, 25 September 2014 - 13:58 WIB

Kamis, 25 September 2014 - 13:58 WIB

639 Views

Susilo bambang Yudhoyono

Foto : BEWARA

New York, Amerika Serikat, 1 Dzulhijjah 1435/25 September 2014 (MINA) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan Indonesia akan terus mendukung dan berkontribusi menjaga perdamaian dan keamanan internasional siring perkembangan keamanan negara-negara Timur Tengah, Ukraina, Afrika, dan kawasan lain.

SBY mengatakan, dunia membutuhkan semangat kepeloporan, keberanian untuk mematahkan batas-batas lama dan membuat batas baru. Dengan kemauan kuat seperti ini, SBY percaya bahwa umat manusia dapat menciptakan budaya damai di antara semua agama.

“Dengan semangat ini pula kita berharap dapat mengakhiri kekerasan, kebencian, ketakutan, dan penghinaan yang telah membuat begitu banyak konflik di dunia selama puluhan tahun,” kata Presiden SBY pada bagian lain pidatonya dalam Sesi Debat Umum Sidang ke-69 Majelis Umum PBB, di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (24/9) sore waktu setempat atau Kamis (25/9) dini hari di Jakarta.

SBY sadar akan dicap sebagai utopis atau idealis yang buta dalam memahami hubungan internasional. “Tapi saya percaya bahwa dengan komitmen yang kuat dan kemauan politik, kita dapat membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Seperti pepatah Indonesia, ‘dimana ada kemauan, di situ ada jalan’,” Presiden mengingatkan.

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

SBY menekankan, masyarakat dunia harus mendorong batas-batas nasionalisme menjadi globalisme sehingga dapat merancang solusi terhadap isu-isu nasional, regional, dan global. Sebuah globalisme baru di mana tidak ada bangsa yang tertinggal dan tidak ada bangsa mendominasi.

Perang, lanjut Presiden SBY, terjadi karena negara-negara memainkan zero-sum game, pemenang mengambil semua yang ada dan pecundang menangis. Permainan “kita” melawan “mereka”, dimana “kita” harus menang dan “mereka” harus kalah. Dan pemenang hari ini adalah pecundang besok.

Presiden menekankan, yang lebih penting bagi Indonesia adalah menghadapi gerakan terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme di tanah air. “Yang penting situasi negara kita sendiri. Harus kita cegah terjadinya aksi yang menimbulkan ketakutan dan suasana yang tidak tentram bagi rakyat kita,” Presiden SBY menegaskan.

Presiden mengajak untuk mulai serius untuk membangun dunia baru yang damai melalui kemakmuran dan keadilan.” Usaha untuk menciptakan dan memelihara tanpa meninggalkan seorang pun di belakang,” Presiden SBY menandaskan.(T/P010/R03)

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia