SBY: UMAT ISLAM JANGAN SALING FITNAH

Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang YudhoyonoBogor, 30 Rajab 1435/29 Mei 2014 (MINA) – Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono () mengingatkan agar ummat untuk tidak saling memfitnah. Menurutnya, agama Islam tidak mentolerir fitnah dalam bentuk apapun.

“Islam sangat membenci fitnah dan sekaligus para juru fitnah,” kata SBY saat menyampaikan amanatnya pada Peringatan Isra’ Mi’raj kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/05) malam.

Dikatakan, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan karenanya masyarakat Indonesia dapat mengambil hikmah peringatan Isra Mi’raj dengan baik sehingga tidak terjebak pada sikap saling memfitnah sebab Islam sangat membenci fitnah.

“Jangan saling memfitnah, apalagi pada waktu dekat ini kita akan dihadapkan pada pemilu Capres-Cawapres 2014,” kata SBY yang dilansir di Website Kemenag dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (29/5).

SBY mengungkapkan, sekarang ini sudah mulai dirasakan kompetisi jelang Pemipihan Presiden 2014. Oleh karena itu, janganlah saling memfitnah, saling merusak dan saling menghancurkan.

Pernyataan saling dukung yang terkadang menjurus kepada black campaigne mulai terdengar dari masing-masing pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

“Larangan memfitnah itu sudah jelas diterangkan dalam firman Allah dalam Surah Al Hujarat ayat 6,” katanya.

Acara peringatan Isra Mikraj kenegaraan tahun ini tidak seperti biasanya, peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam ini dilakukan di Istana Bogor, bukan di istana negara. Hal lain yang membedakan adalah Isra Mikraj tahun ini diperingati dalam suasana politik yang cukup intens seiring semakin dekatnya penyelenggaraan pesta rakyat pemilihan Presiden Juli mendatang.

Betindak sebagai penceramah, Profesor Riset Bidang Geologi dan Geofisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Ir. H. Hery Harjono menjelaskan sejarah Isra’ Mi’raj di masa Rasulullah Saw dengan mengusung Tema: “Isra’ Mi’raj dalam Perspektif Sains dan Teknologi”.

Menurutnya, pencapaian-pencapaian sains dan teknologi sampai sekarang ini, bak tangga-tangga (ma’arij) yang disusun sedikit demi sedikit dan dari generasi ke generasi hingga semakin tinggi, haruslah dimaknai bukan hanya untuk mengenal penciptaan itu sendiri tetapi lebih untuk mengenal Sang Pencipta.

“Pertemuan antara pendalaman makna-makna dari sisi Syar’i dan pengungkapan fakta-fakta dari sisi sains adalah sangat penting,” jelasnya.

“Mi’raj adalah sepenuhnya kekuasaan Allah Swt yang tak tertandingi,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama Pelaksana Tugas Menteri Agama Agung Laksono, menyampaikan apresiasinya terhadap uraian hikmah yang disampaikan Hery Harjono yang memadukan pendekatan keilmuan dan keimanan dalam mengurai makna peristiwa luar biasa yang dialami Rasulullah pada malam 27 Rajab Tahun ke 11 kenabiannya itu.

“Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan kejadian yang sangat fenomenal baik bagi diri Rasulullah sendiri maupun umat Islam secara keseluruhan. Peristiwa ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk terus berusaha memahami rahasia dan makna dibalik fenomena yang secara logika tak masuk di akal,” jelasnya.

“Dengan pendekatan imaniah dan ilmiah terhadap peristiwa itu, akan menepis anggapan sementara kalangan bahwa perjalanan Isra Mikraj hanyalah khayalan belaka yang tak masuk akal,” katanya.

Agung menambahkan, Islam mengukuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang sangat penting, merangkulnya sedemikian rupa hingga dapat disamakan dengan jihad bagi perjuangan dalam menemukan fenomena dan rahasia alam ini.

“Islam juga memandang bahwa teknologi memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menjalankan aktifitas dari berbagai dimensi,” tuturnya. (T/P07/P04 )

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0