Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Scroll Terus, Hidupmu Mau ke Mana?

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

SETIAP hari, tanganmu begitu lincah menyapu layar ponsel. Jempolmu seolah tak lelah menggulirkan beranda demi beranda. Video lucu, berita selebriti, potongan film, dan cuplikan motivasi pun datang silih berganti. Tapi pernahkah kamu bertanya pada dirimu sendiri: scroll terus, hidupmu mau ke mana?

Kita hidup di era digital yang penuh godaan. Informasi datang begitu deras, namun tak semuanya memberi manfaat. Banyak dari kita yang terjebak dalam lingkaran tak produktif—bangun tidur langsung cek ponsel, malam pun diakhiri dengan layar yang menyala. Ironisnya, semakin banyak waktu yang kita habiskan di dunia maya, semakin jauh pula kita dari tujuan hidup yang nyata.

Waktu adalah aset paling berharga dalam hidup manusia. Tapi hari ini, waktu mudah sekali bocor lewat notifikasi yang tak penting. Kita kehilangan jam demi jam hanya untuk tahu siapa yang sedang viral, apa yang sedang trending, dan berapa banyak like yang kita dapat. Lalu, tanpa sadar, satu hari berlalu begitu saja—tanpa ada satu pun karya berarti yang kita hasilkan.

Hidup bukan tentang terus mengikuti arus, melainkan tentang bagaimana kita mengarahkan perahu ke tujuan yang benar. Jika terlalu lama larut dalam dunia maya, kita akan kehilangan arah, kehilangan potensi, dan perlahan kehilangan diri sendiri. Scroll boleh, tapi harus tahu kapan berhenti.

Baca Juga: Keren di Medsos, Kosong di Dunia Nyata?

Bayangkan jika satu jam scrolling diganti dengan membaca buku. Dua jam di media sosial diganti dengan menulis rencana masa depan. Tiga jam menonton video diubah menjadi latihan skill baru. Dalam sebulan, kamu bisa menjadi versi dirimu yang jauh lebih baik. Bukan untuk orang lain, tapi untuk dirimu sendiri.

Kebiasaan membentuk masa depan. Apa yang kamu lakukan hari ini adalah cermin dari siapa kamu esok hari. Jadi, jika hari-harimu diisi dengan scroll tak berujung, jangan kaget jika nanti kamu merasa hampa dan tertinggal. Sementara itu, orang lain yang fokus pada tujuan akan melesat jauh di depanmu.

Kamu tidak perlu membenci media sosial. Teknologi bukan musuh. Yang perlu kamu kendalikan adalah dirimu sendiri. Gunakan teknologi sebagai alat, bukan sebagai penguasa hidupmu. Gunakan media sosial untuk belajar, membangun relasi yang baik, dan menyebarkan kebaikan.

Hidup bukan tentang menjadi penonton yang baik, tapi pelaku utama yang menulis kisah hebatnya sendiri. Dunia ini penuh tantangan, tapi juga peluang. Jika kamu terlalu sibuk menatap layar orang lain, kamu akan melewatkan panggung hidupmu sendiri.

Baca Juga: Mau Kuliah ke Al-Azhar Kairo? Ini Tahapan Seleksinya

Tanyakan pada hatimu: apa yang ingin kamu capai? Ingin jadi ahli di bidangmu? Ingin membahagiakan orang tua? Ingin menulis buku? Ingin memulai bisnis? Maka mulailah! Karena hidup tidak akan menunggumu siap. Kesuksesan hanya datang kepada mereka yang bergerak, bukan kepada mereka yang hanya menggulir layar.

Kita diberi waktu 24 jam yang sama oleh Allah. Tapi hasil akhirnya sangat berbeda, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Ada yang menjadikannya kesempatan untuk tumbuh, ada pula yang menyia-nyiakannya untuk hal fana. Jadi, bijaklah dalam memilih prioritas.

Cobalah untuk berhenti sejenak. Letakkan ponsel. Ambil nafas dalam-dalam. Tanyakan pada dirimu: “Apa yang sebenarnya aku cari dalam hidup ini?” Kadang kita terlalu sibuk mencari hiburan, padahal yang kita butuhkan adalah ketenangan dan arah yang jelas.

Bangun rutinitas baru. Mulailah hari dengan dzikir dan doa, bukan dengan notifikasi. Sisihkan waktu untuk belajar, bukan hanya menonton. Fokus pada kualitas dirimu, bukan pada popularitas digital. Hidup ini terlalu singkat jika hanya digunakan untuk melihat hidup orang lain.

Baca Juga: Sekolah Insan Mandiri Cibubur Selenggarakan Daurah Literasi Baitul Maqdis untuk Guru-Guru PAI

Jangan biarkan waktumu habis tanpa jejak. Tinggalkan warisan kebaikan, bukan hanya jejak digital. Gunakan setiap detik untuk memperbaiki diri, mendekat kepada Allah, dan memberi manfaat kepada orang lain. Karena sejatinya, hidup ini bukan tentang seberapa banyak yang kamu lihat, tapi seberapa besar yang kamu lakukan.

Jadi mulai hari ini, tanya dirimu sendiri saat tanganmu hendak menggulir layar: Scroll terus, hidupmu mau ke mana? Jika jawabannya masih kabur, maka inilah saatnya kamu mengambil alih kendali hidupmu. Bangkit, bergerak, dan tulislah kisah hidupmu sendiri—dengan tujuan, makna, dan kontribusi.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 25 Kata Mutiara Ki Hajar Dewantara yang Mengispirasi Para Guru

Rekomendasi untuk Anda

MINA Edu
MINA Preneur
Kolom
MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Preneur