Sebab Terhalangnya Doa

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Berdoa adalah sebuah keharusan bagi seorang muslim. Sebab dengan berdoa, itu artinya seorang muslim sadar bahwa ia tidak akan pernah bisa hidup tanpa kekuasaan Allah Ta’ala. Karena itu, dalam beberapa keterangan hadits disebutkan doa adalah ruhnya ibadah. Ibadah tanpa doa, sama artinya sia-sia. Doa tanpa ibadah sama seperi berharap meraih sesuati tapi tak mau berusaha.

Berdoa dan memperbanyak doa bagi seorang muslim adalah sangat baik. Hal ini seperti yang disampaikan Allah Ta’ala dalam firman-Nya,

وَقَالَ رَبّكُـمْ ادْعُونِيَ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنّ الّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنّمَ دَاخِرِينَ

”Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS. Al-Mukmin : 60].

Memanjatkan doa, harus menjadi motivasi bagi seorang muslim. Sebab semua hajat hidup ini akan terpenuhi jika hanya kepada Allah Ta’ala saja seseorang berdoa.

Namun, dalam kenyataannya, doa seseorang tidak semuanya terwujud, seperti ada penghalang antara dirinya dengan Allah Ta’la. Mengapa demikian? Karena ternyata ada beberapa hal menjadi penyebab terhalangnya doa, dan ini harus menjadi perhatian bagi setiap muslim.

Pertama, makan dan minum dari yang haram.

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah Ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih.” (QS. Al-Mu’minuun : 51). Dan Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 172).

Lalu Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata, ”Ya Rabb..ya Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015].

Kedua, tergesa-gesa dalam berdoa.

Ada orang  yang minta segera doa-doanya segera dikabulkan, tapi pada akhirnya dia meninggalkan doa. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ

Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru, (dimana) ia berkata : ”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan doaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735].

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسوْلَ اللهِ مَا اْلاِسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيْبُ لِيْ فَيَسْتحْسِرَ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak meminta dengan tergesa-gesa (isti’jal).” Ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu isti’jal?” Jawab beliau, “Jika seseorang berkata, ‘Aku sudah berdoa, memohon kepada Allah, tetapi Dia belum mengabulkan doaku’. Lalu ia merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan doanya tersebut.” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735].

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : Yang dimaksud dengan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Saya berdoa tetapi tidak dikabulkan”, Ibnu Baththaal berkata bahwa seseorang bosan berdoa lalu meninggalkannya, seakan-akan mengungkit-ungkit dalam doanya atau mungkin dia berdoa dengan baik sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap bakhil dalam doanya dan menyangka Alllah tidak mampu mengabulkan doanya, padahal Dia dzat Yang Maha Mengabulkan doa dan tidak pernah habis pemberian-Nya. [Fathul Bari 11/145].

Ketiga, melakukan maksiat kepada Allah.

Inilah penghalang doa selanjutnya; maksiat kepada Allah sangat banyak contohnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, yang artinya, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidaklah seorang pezina itu berzina sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah seorang peminum khamr itu meminum khamr sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah seorang pencuri itu mencuri sedang ia dalam keadaan Mukmin. Dan tidaklah seorang perampok itu merampok dengan disaksikan oleh manusia sedang ia dalam keadaan Mukmin’.” (HR Bukhari [2475] dan Muslim [57]).

Dalam riwayat lain ditambahkan, “Tinggalkanlah perbuatan itu, tinggalkanlah perbuatan itu!” (HR Muslim [57] dan [103]). Dalam riwayat lain disebutkan, “Pintu taubat masih terbuka untuknya setelah itu!” (HR Muslim [57] dan [104]) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Memaki orang Muslim adalah perbuatan fasik dan memeranginya adalah kekufuran.” (HR Bukhari [48] dan Muslim [64]).

Keempat, tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa.

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا دَعَوْتُمُ اللهَ فَاعْزِمُوْا فِي الدُّعَاءِ وَلا يَقُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنْ اللهَ لا مُسْتَكْرِهَ لَهُ

“Apabila seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah, janganlah ia mengucapkan, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau kehendaki, sayangilah aku jika Engkau kehendaki, dan berilah rizki jika engkau kehendaki.‘ Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam berdoa. Sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan tidak ada yang memaksa-Nya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7026].

Bagaimanapun, sifat bersungguh-sungguh itu bukan hanya dalam masalah ikhtiar saja. Tapi bersungguh-sungguh juga dalam berdoa sebelum ikhtiar itu dilakukan. Tidak sedikit orang yang ikhitiarnya sungguh-sungguh, tapi lemah dalam berdoa.

Kelima, tidak khusyu’.

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ

“Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan lighairihi].

Itulah beberapa sebab faktor yang menjadi penghalang doa seorang hamba. Semoga dengan artikel singkat ini, kita bisa lebih memperhatikan lagi adab-adab dan rahasia agar setiap doa yang dipanjatkan itu dikabulkan. Wallahu A’lam. (A/RS3/RS2).

Mi’raj News Agency (MINA)