Sebanyak 1.868 Ekstrimis Yahudi Serbu Al-Aqsha Selama April

, 23 Rajab 1437/1 Mei 2016 (MINA)  – Data statistik menunjukkan bahwa sebanyak 1.868 pemukim pendatang illegal , menyerbu Masjid selama bulan April yang baru lalu.

Jumlah ini lebih besar dari jumlah pemukim yang menyerbu Al-Aqsha selama bulan-bulan sebelumnya di awal tahun 2016 ini.

Laporan khusus yang dirilis Kantor Berita Arab, Quds Press,  menyoroti bahwa meskipun jumlah ekstrimis Yahudi yang menyerbu Masjid Al-Aqsha bertambah sejak awal tahun, dari bulan ke bulan, namun bulan April ini adalah bulan yang paling banyak jumlah ekstrimis Yahudi yang menyerbu Al-Aqsha, bersamaan dengan  meningkatnya jumlah pendeportasian para jamaah Muslim dan para pembela Al-Aqsha menjelang Hari Raya Pashkah Yahudi beberapa hari yang lalu.

Berdasarkan data statistik, sebanyak 1.868 ekstrimis Yahudi mulai dari mahasiswa dan Rabbi Yahudi menyerbu Al-Aqsha sejak awal hingga akhir April. Penyerbuan semakin intensif selama Hari Raya Paskah Yahudi,  bertepatan pada 22-29 April. Penyerbuan biasanya dilakukan di pagi dan sore hari.

Lebih dari 67 pesonil polisi dan aparat intelijen Israel menyerbu area Al-Aqsha dengan alasan untuk melakukan inspreksi, demikian laporan Pusat Informasi Palestina (PIP) yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.

Selain itu juga penyerbuan yang dilakukan personil polisi dan pasukan khusus Israel yang menjamin perlindungan bagi para pemukim illegal ekstrimis Yahudi setiap hari, saat mereka melakukan penyerbuan sejak saat mereka masuk dari gerbang barat Al-Aqsha hingga keluar dari Gerbang Silsilah, suara nyanyian mereka keras yang diiringi tarian dan ritual provokatif Talmud.

Berdasarkan data, lebih dari 46 ekstrimis Yahudi melakukan penodaan terhadap kiblat pertama bagi umat Islam tersebut.

Sekitar sepuluh orang dari ekstrimis itu mempersembahkan kurban Paskah di Masjid Al-Aqsha. Yang lainnya menggelar ritual provokatif Talmud secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan di area Masjid Al-Aqsha khususnya di dekat Gerbang Ar-Rahmah. Namun para penjaga Al-Aqsha menghadang mereka dan memaksa polisi pendudukan Israel mengusir mereka dari area masjid dan menangkap mereka yang berusaha mempersembahkan kurban di sekitar pintu-pintu Masjid Al-Aqsha.

Selama sebulan, anggota kepolisian dan pasukan khusus penjajah Israel menyerang para penjaga dan pegawai wakaf Masjid Al-Aqsha, memburu mereka dan mendeportasi tiga dari mereka dari Al-Aqsha selama 15 hari karena berusaha menghadang para ekstrimis Yahudi.

Selama sepekan Hari Raya Paskah Yahudi di Masjid Al-Aqsha mengalami ketegangan serius.

Yang lebih serius, hampir setiap hari otoritas pendudukan Israel mendakwa 10 jamaah Masjid Al-Aqsha, di antaranya dengan tuduhan berafiliasi pada ‘organisasi terlarang’, di samping tuduhan ‘mendanai terorisme’ dengan membayar dana kepada para aktivis yang bersiaga di Al-Aqsha untuk mengusir para pengunjung ekstrimis Yahudi dan melakukan ‘aksi-aksi perusakan’.

Berdasarkan Quds Press, Otoritas Pendudukan Israel melancarkan operasi penangkapan dan menyerahkan keputusan pendeportasian terhadap puluhan orang Palestina baik dari Kota Al-Quds atau dari wilayah Palestina tahun 1948, sejak awal April hingga Kamis (28/4).

Keputusan pendeportasian baik dari Al-Quds, atau dari Masjid Al-Aqsha atau dari Kota Tua di Al-Quds mencapai lebih dari 70 kasus selama April. Ini adalah jumlah yang besar dibandingkan dengan Maret yang hanya ada 30 kasus pendeportasian. Korban pendeportasian ini meliputi pemuda para wanita dan bahkan orang lanjut usia. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.