Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 14 Pejabat Tunisia Ditangkap atas Dugaan Korupsi

Rudi Hendrik - Sabtu, 14 Agustus 2021 - 07:32 WIB

Sabtu, 14 Agustus 2021 - 07:32 WIB

4 Views

(AFP PHOTO / FETHI BELAID)

Tunis, MINA – Pihak berwenang Tunisia pada Kamis (12/8) menangkap 14 pejabat dan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk tiga orang lainnya, termasuk mantan menteri industri, atas dugaan keuangan dan administrasi di sektor fosfat.

“Izin diberikan untuk menangkap 14 tersangka dan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap tiga orang lainnya, yang sedang diburu karena kecurigaan korupsi keuangan dan administrasi terkait kasus ekstraksi dan transportasi fosfat,” kata juru bicara kantor kehakiman ekonomi dan keuangan, Mohsen Al-Dali dalam sebuah pernyataan, MEMO melaporkan.

Dijelaskannya, mantan Wakil Sekretaris Kementerian Perindustrian, pemerhati negara Kementerian Keuangan, Direktur Departemen Pertambangan Kementerian Perindustrian, Direktur Pembelian, dan dua mantan General Manager Gafsa Phosphate Company (CPG), dan empat manajer perusahaan outsourcing, termasuk dua saudara kandung anggota parlemen, semuanya telah ditangkap.

Al-Dali menambahkan bahwa mantan menteri industri, mantan wakil, dan mantan CEO sedang ditangkap.

Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang

Pada hari Selasa (10/9), larangan perjalanan dikenakan pada 12 tersangka atas dugaan korupsi keuangan dan administrasi dalam kasus yang sama.

Pada tanggal 2 Agustus, Presiden Tunisia Kais Saied berjanji untuk mengawasi penuntutan pihak-pihak (tidak disebutkan namanya) yang terlibat dalam mengganggu produksi dan transportasi fosfat.

Tunisia yang merupakan salah satu pengekspor fosfat paling terkemuka di dunia sebelum revolusi 2011, akhir-akhir ini terpaksa membeli fosfat karena gangguan dalam produksi dan transportasi zat tersebut, akibat protes massa.

Pada 25 Juli, Saied mengumumkan bahwa dia memutuskan untuk membekukan pekerjaan Parlemen, mencabut kekebalan semua deputi, mengambil alih kantor Kejaksaan, dan memberhentikan Perdana Menteri Hichem Mechichi, menyusul meletusnya protes di beberapa kota. (T/RI-1/P2)

Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Afrika
Palestina
Dunia Islam