Dodoma, MINA – Banjir dan tanah longsor di Tanzania yang disebabkan oleh hujan lebat selama beberapa pekan terakhir telah menewaskan 155 orang dan melukai 236 lainnya, kata perdana menteri negara itu.
Hingga kini hujan lebat masih terus berlanjut di seluruh Afrika Timur, sebagaimana dikutip dari Al-Jazeera.
Perdana Menteri Kassim Majaliwa mengatakan, pola iklim El Nino telah memperburuk musim hujan yang sedang berlangsung, menyebabkan banjir dan menghancurkan jalan, jembatan, dan jalur kereta api.
“Hujan lebat El Nino yang disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor di berbagai wilayah tanah air telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah,” kata Majaliwa pada Kamis (26/4).
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
El Nino adalah pola iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan meningkatnya panas di seluruh dunia, serta kekeringan dan hujan lebat.
Majaliwa mengatakan, bencana alam tersebut disebabkan oleh degradasi lingkungan. Ia menyalahkan penggundulan hutan, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan seperti pertanian “tebang dan bakar” dan penggembalaan ternak yang tidak diatur.
Ia melaporkan, sudah lebih dari 200.000 orang dan 51.000 rumah tangga terkena dampak hujan tersebut. Sekolah-sekolah yang terendam banjir ditutup dan layanan darurat menyelamatkan orang-orang yang terdampar oleh banjir.
Majaliwa memperingatkan masyarakat yang tinggal di dataran rendah untuk pindah ke dataran tinggi dan mendesak pejabat kabupaten untuk memastikan bahwa perbekalan yang diperuntukkan bagi mereka yang rumahnya hanyut diberikan kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Pada 14 April, pemerintah mengatakan total 58 orang, termasuk anak-anak, tewas akibat hujan dan banjir sejak awal bulan.
Wilayah Afrika Timur dilanda curah hujan yang lebih deras dari biasanya pada musim hujan saat ini, dengan banjir juga dilaporkan terjadi di negara tetangga Burundi dan Kenya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan