Yogyakarta, 9 Ramadhan 1438/4 Juni 2017 (MINA) – Sebanyak 17 pasang pengantin kaum difabel tuna netra yang sudah menikah ikut tasyakuran dalam acara Nikah Bareng Berkah Ramadhan yang diadakah oleh Forum Taaruf Indonesia (Fortais). Acara itu dilaksanakan di Masjid Universitas Ahmad Dahlan pada Ahad (4/5), dihadiri oleh jajaran pemerintah dan kraton.
“Para pengantin difabel ini sudah menikah sebelumnya, tapi belum merayakan hari pernikahannya,” kata Ryan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA). Dia mengatakan, para pengantin difabel ini berasal dari daerah sekitar Yogyakarta dan Bantul. Belasan pengantin itu dari berbagai usia dari mulai 27 hingga 60 tahun.
Pasangan Suhadi (49) dan Suminah (41) dari Giwangan tertarik mengikuti acara ini, karena ingin mengambil keberkahan bulan suci Ramadhan. “Ingin mengambil berkah Ramadhan dan meramaikan acara,” kata Suminah.
Selain 17 pasangan penyandang disabilitas mengikuti tasyakuran, dalam Nikah Bareng Berkah Ramadhan ini ada 13 pasang calon pengantin mengucap ijab qobul yang disaksikan oleh ribuan peserta undangan dan warga.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Acara Nikah Bareng yang mengambil tema “Merajut Cinta untuk Keberkahan Indonesia” juga dihadiri oleh gubernur, walikota dan bupati se-Yogyakarta.
Nikah Unik
Fortais selalu menyelenggarakan nikah bareng dengan konsep yang unik. Selain mengambil kesempatan yang jarang dilakukan banyak orang, tema kebangsaan menjadi fokus Fortais di bulan penuh berkah tahun ini.
“Sebelum prosesi ijab kabul, mereka (calon pengantin) melafalkan Pancasila sebagai janji cinta NKRI,” kata Ryan.
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
Sebelumnya, Fortais telah mengadakan acara yang sama di dalam kereta api, pesawat terbang dan beberapa cara unik lainnya.
Program ini, sebelumnya telah diluncurkan pada 30 Maret lalu dengan menggelar peragaan busana pengantin Muslim di trotoar kawasan jalan Malioboro, kota Yogyakarta.
Ryan menjelaskan, sebanyak 30 pasang calon pengantin berasal dari berbagai daerah Yogyakarta dan ada pula yang dari Jawa Tengah.
“Ada yang dari muda sampai yang berumur 52 tahun. Dari yang latar pendidikannya SD sampai S2, bahkan purnawirawan,” jelasnya. (L/P3/R01)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Meriahkan BSP, LDF Al-Kautsar Unimal Gelar Diskusi Global Leadership