Damaskus, 28 Rabiul Awwal 1437/8 Januari 2016 (MINA) – Sebuah laporan terbaru mengungkapkan sebanyak 23 orang meninggal dunia karena kelaparan bulan lalu di Madaya, kota terkepung di barat laut Damaskus.
Seperti dilansir Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) baru-baru ini, warga Madaya kekurangan banyak kebutuhan pokok, setelah menjadi korban blokade rezim Assad dan milisi Syiah Hezbollah, yang menanam ranjau di seputar kota.
Menurut laporan komite kesehatan Madaya, enam anak termasuk di antara para korban kelaparan yang meninggal pada Desember lalu.
Delapan orang lainnya tewas akibat ranjau darat saat mereka mencoba melarikan diri dari kota yang sejauh ini telah dikepung selama 190 hari, kata laporan tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Kondisi hidup di kota itu kian memburuk dengan masuknya musim dingin. Karena tidak ada listrik, warga menggunakan sisa properti dari rumah mereka yang hancur akibat perang untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk menghangatkan badan.
Sumber-sumber lokal mengatakan harga pangan naik secara drastis sejak blokade rezim pemerintah dimulai. Harga satu kilogram beras melonjak menjadi 115 Dolar AS ( sekitar 1,6 juta rupiah).
Sementara itu, Samir Tateen, anggota dari Komite Koordinasi Suriah, mengatakan sekitar 70 orang meninggal karena kelaparan dan 50 lain meninggal karena berbagai penyakit dalam enam bulan terakhir ini.
Sekitar 4,5 juta orang tinggal di daerah yang sulit dijangkau di seluruh Suriah, hampir 400.000 dari mereka berada di zona terkepung dengan sedikit atau tanpa akses pasokan kebutuhan harian atau bantuan, demikian menurut laporan PBB.(T/Eth/R07)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)