Khartoum, MINA – Bentrokan bersenjata antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meningkat sejak kemarin Ahad (25/6), di wilayah selatan Ibukota Khartoum, Anadolu Agency melaporkan.
Saksi mata melaporkan wilayah di Khartoum selatan menyaksikan bentrokan tindakan kekerasan dengan senjata ringan dan berat kemarin Ahad pagi.
Pesawat perang terbang di atas wilayah Kalakla dimana penduduk mendengar suara tembakan berat dan senjata anti-pesawat,
saksi mata mencatat bahwa jet tempur terbang secara intensif di atas wilayah Khartoum, Bahri dan Omdurman.
Baca Juga: Yaman Luncurkan Rudal ke Israel, Sirene Berbunyi di Pusat-Pusat Kota
Pada 6 Mei, Arab Saudi dan Amerika Serikat mulai mediasi pembicaraan damai antara SAF dan RSF, yang menghasilkan banyak gencatan senjata yang berulang kali dilanggar oleh kedua rival tersebut.
Sejak 15 April, Angkatan Bersenjata Sudan, yang dipimpin oleh kepala staf Abdel Fattah Al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo (dikenal sebagai Hemedti) terlibat dalam bentrokan militer untuk memperebutkan kekuasaan.
Pertempuran itu dilaporkan telah menyebabkan lebih dari 3.000 warga sipil tewas, puluhan ribu terluka dan lebih dari 2,2 juta orang mengungsi, menurut data resmi PBB.
Saingan itu sedang berselisih mengenai kerangka waktu untuk mengimplementasikan proposal baru-baru ini untuk mengintegrasikan RSF ke dalam tentara nasional, sebuah klausul utama dalam kesepakatan yang diharapkan untuk mengembalikan kekuasaan selama masa transisi kepada warga sipil.
Baca Juga: Ratusan Warga Tunisia Protes Genosida Kelaparan di Gaza
Pada 2021 Al-Burhan memberlakukan langkah-langkah yang ditujukan untuk mengoreksi masa transisi telah dimulai setelah pencopotan Presiden Omar Al-Bashir pada April 2019.
Tindakannya dipandang sebagai kudeta oleh warga sipil dari pemerintahan transisi. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Houthi Serang Bandara Ben Gurion Israel dengan Rudal Hipersonik