Wina, 9 Jumadil Awwal 1438/ 8 Februari 2017 (MINA) – Ribuan perempuan Muslim berbaris di Wina baru-baru ini untuk memprotes terhadap pemerintah yang berencana melarang pemakaian cadar di tempat umum.
Diperkirakan 3.000 mengambil bagian dalam reli menyerukan pelarangan tersebut harus dibatalkan dan menuduh pemerintah melakukan Islamofobia, demikian IINA melaporkannya yang dikutip MINA.
Majalah Marshalltown melaporkan, dalam tulisan di Plakat yang dibuat menyatakan bahwa memakai jilbab adalah pilihan pribadi, dan pengunjuk rasa mengklaim bahwa tindakan itu bersifat gerakan anti-Muslim.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Pekan lalu koalisi Austria mengatakan larangan niqab dan burka akan mulai berlaku selama 18 bulan ke depan. Hal ini secara luas dilihat sebagai upaya untuk melawan Partai Kebebasan-Kanan (FPO) menjelang pemilihan parlemen tahun depan.
Pada protes, yang berlangsung dengan damai, perempuan berbaris dengan slogan ‘tubuh saya, hak saya untuk menentukan nasib sendiri!’
Dalam integrasi hukum yang diajukan bahwa memakai kerudung menutup wajah secara penuh dilarang di tempat-tempat umum, serta programbahasa Jerman wajib dan ini juga berlaku bagi para pengungsi dan migran.
Koalisi kesepakatan negara menyatakan, polisi dan pejabat pengadilan juga dilarang mengenakan jilbab agar tampil ideologis dan netral dari agama.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Perancis juga menyatakan larangan serupa lebih dari enam tahun lalu, dan Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan larangan bercadar secara penuh. (T/R07/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur