Tel Aviv, MINA – Sumber media lokal mengungkapkan, sejumlah 320 karyawan reaktor nuklir Israel Dimona, di wilayah Negev, selatan Palestina, mengajukan gugatan akibat terkena penyakit kanker dari radiasi reaktor.
Radio resmi Ibrani mengatakan bahwa ratusan karyawan yang bekerja di reaktor Dimona, telah mengajukan tuntutan hukum dalam beberapa bulan terakhir terhadap pemerintah Israel.
Radio menunjukkan bahwa hanya 20 dari kasus ini yang mendapat respon.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Menurut informasi Quds Press, pada bulan September 2107, pemerintah Israel memutuskan untuk membentuk komite yang disebut “Zohar”, untuk membahas tuntutan pekerja yang terkena kanker.
Komite seharusnya mempercepat proses menangani permintaan pekerja. Namun komite hanya membuat keputusan dalam 20 kasus di reaktor.
Dia menunjukkan bahwa masalah terakhir yang diangkat adalah kasus seorang anggota staf, yang bekerja di reaktor selama 40 tahun.
Radio mengutip putrinya yang mengatakan: “Dia menghabiskan 41 tahun hidupnya bekerja di reaktor, dan dipengaruhi radiasi materi”.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
Israel adalah salah satu negara pertama di Timur Tengah yang memperoleh izin memproduksi senjata nuklir dengan membangun reaktor nuklir Dimona, atau Pusat Penelitian Nuklir sejak tahun 1957.
Fasilitas nuklir Israel itu terletak di gurun Negev, selatan wilayah Palestina yang diduduki sejak 1948.
Tel Aviv memberlakukan kebijakan tertutup pada rincian program nuklirnya. Israel juga menolak menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang ditandatangani oleh negara-negara Arab, yang membuat file nuklir Israel tidak terdata.
Menurut para ahli, reaktor telah melampaui umurnya yang berusia 30 tahun dan telah menjadi ancaman serius bagi semua negara di kawasan itu, menurut sumber media Ibrani.
Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam
Amerika Serikat mempunyai standar ganda untuk negara-negara pemilik senjata nuklir, yakni membantu dan mendukung bagi negara-negara sekutuya seperti Israel, tapi dengan keras menentang terjadap negara lawan seperti Iran dan Korea Utara. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara