Hatay, MINA – Sedikitnya 33 tentara Turki tewas dalam serangan udara oleh pasukan Pemerintah Suriah di provinsi barat laut Idlib, kata gubernur di provinsi tenggara Hatay, Jumat pagi (28/2).
Kematian itu adalah jumlah kematian terbesar yang diderita Turki dalam satu hari sejak mulai mengirim ribuan tentara ke Idlib dalam beberapa pekan terakhir, di tengah serangan pemerintah Suriah yang didukung Rusia untuk merebut kubu pertahanan terakhir negara yang dikuasai oposisi, yang adalah tempat tinggal bagi lebih dari tiga juta orang.
Operasi pengeboman dan serangan darat yang ganas telah membuat hampir satu juta orang mengungsi sejak Desember 2019, lebih dari setengahnya adalah anak-anak, demikian Al Jazeera melaporkan.
Sebagai tanggapan dari serangan pasukan Suriah, Turki memperingatkan pihaknya akan menyerang “semua target rezim Suriah yang diketahui.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan “keprihatinan besar” atas eskalasi kekerasan dan menyerukan gencatan senjata segera.
Ia mengatakan, “risiko eskalasi yang lebih besar tumbuh per jam” tanpa tindakan segera.
Departemen Luar Negeri AS juga mempertimbangkan dengan mengatakan, pihaknya “sangat prihatin” tentang serangan yang dilaporkan itu, dan menambahkan “kami mendukung sekutu NATO kami, yaitu Turki.”
Melalui juru bicaranya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan udara “tanpa pandang bulu” oleh pasukan Pemerintah Suriah dan pasukan Rusia. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon