Kuala Lumpur, 20 Muharam 1436/13 November 2014 (MINA) – Sebanyak 40 cendikiawan dari 20 negara berkumpul di Malaysia untuk membahas dan mencari formula mengembangkan negara-negara Islam dan mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi.
Mereka berkumpul dalam Konferensi Internasional KL Summit yang dicetus oleh Presiden Ikatan Muslimin Malaysia Abdullah Zaik Abd Rahman.
Konferensi yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Seri Pacific, Kuala Lumpur itu mengumpulkan tokoh, pemikir dan intelektual Islam internasional, khususnya Timur Tengah.
“Acara ini terbentuk ketika saya diminta pandangan oleh sahabat-sahabat Arab mengenai cara untuk membantu orang Arab (negara-negara Muslim), saat di Istanbul,” kata Abdullah Zaik kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di sela-sela acara.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Dia mengatakan bahwa KL Summit yang digagasnya telah berhasil mengumpulkan pemikir Islam dari lebih 21 negara.
“Selama konferensi, semua peserta setuju untuk mengadakan konferensi tahunan yang lebih besar dan memilih Malaysia sebagai tempat konferensi,” ujar dia.
Mencari Formula Solusi Masalah Umat Islam
Abdullah yang juga merupakan Ketua Dewan Yayasan Persahabatan Malaysia-Turki (MTF Foundation) mengatakan, umat Islam hari ini gagal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi termasuk isu pendidikan, pembangunan, ekonomi dan lain-lain.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Melalui konferensi ini, kita garap pemikir Islam dari berbagai negara, kita menemukan solusi, mencari formula,” ujarnya.
Dia menegakan bahwa ketika formula itu dapat ditemui, maka masalah yang di hadapi dunia Islam, akan berakhir, namun jika tidak, maka akan sebaliknya.
“Tanpa formula, masalah-masalah di negara Islam tidak akan selesai. Misalnya dalam isu Palestina, selama masalah di negara-negara Arab belum selesai, selagi itulah isu Palestina tidak akan selesai,” tegasnya.(L/P013/P004)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)