Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SEBANYAK 400 RIBU LITER  BAHAN BAKAR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DI GAZA

Abu Al Ghazi - Ahad, 5 April 2015 - 19:10 WIB

Ahad, 5 April 2015 - 19:10 WIB

723 Views ㅤ

Truk bermuatan bahan Bakar Solar mulai memasuki Jalur Gaza ahad (5/4) pagi. foto : AlRay

listrik-gaza-300x203.jpg" alt="Truk bermuatan bahan Bakar Solar mulai memasuki Jalur Gaza ahad (5/4) pagi. foto : AlRay" width="300" height="203" /> Truk bermuatan bahan Bakar Solar mulai memasuki Jalur Gaza ahad (5/4) pagi. foto : AlRay

Gaza, 16 Jumadil Akhir/5 April 2014 (MINA) – Munir Al Ghalban, Direktur Perbatasan Komersial Karim Abu Salim, menyatakan, mulai Ahad (5/5) pagi, truk-truk yang berisi bahan bakar untuk pembangkit listrik di Jalur Gaza sudah mulai memasuki Jalur Gaza.

“Dijadwalkan akan masuk 400 ribu liter solar untuk menjalankan pembangkit listrik di Jalur Gaza,” kata Ghalban dalam sebuah pernyataan kepada Al Ray sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sebelumnya Sabtu, Direktur Otoritas Energi Palestina, Abdul Karim Abdeen, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, masuknya  sejumlah bahan bakar ini akan memungkinkan pengoperasian pembangkit listrik dengan penerapan jadwal  operasional yang lebih lama menjadi delapan jam.

Abdeen menegaskan bahwa Gaza Electricity Distribution Corporation (GEDCO), perusahaan penyedia layanan listrik Gaza sudah mengirimkan dana yang terkumpul dari para warga yang membayar listrik sejumlah 20 juta NIS (64 Milyar Rupiah) ke Ramallah untuk pembelian bahan bakar.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Pemerintahan Rekonsiliasi Palestina juga telah menetapkan  tarif pajak baru terhadap bahan bakar yang dibutuhkan untuk menjalankan pembangkit listrik di Gaza, untuk jangka waktu tiga bulan, setelah kunjungan Perdana Menteri Rami Hamdallah ke Gaza beberapa waktu yang lalu.

Sebelumnya perusahaan listrik di Jalur Gaza ini telah menghentikan mengimpor bahan bakar solar yang dibutuhkan untuk menjalankan satu-satunya pembangkit listrik ini, setelah Pemerintah Palestina memberlakukan pajak yang lebih tinggi dari biasanya.

Krisis listrik di Jalur Gaza menjadi salah satu permasalahan serius yang terus menerus mendera warga di pesisir pantai tersebut. Sejak agresi israel di awal musim panas 2014 lalu, yang mengakibatkan hancurnya salah satu generator pembangkit listrik di Gaza, keadaan semakin parah.

Dalam beberapa bulan terakhir, jadwal pemadaman listrik di Gaza adalah enam jam mati dan enam jam menyala, maka dengan adanya tambahan  bahan bakar untuk menyalakan generator, jadwal akan berubah menjadi delapan jam mati dan delapan jam menyala, begitu seterusnya. (K01/P2)

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Rekomendasi untuk Anda