Jakarta, 21 Muharram 1438/22 Oktober 2016 (MINA) – Sekitar 50.000 santri dari berbagai pondok pesantren dan madrasah ikut dalam merayakan Upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2016 yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Sabtu (22/10).
Ketua PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A mengatakan bahwa Hari Santri Nasional ini dijadikan sebagai momentum mengingat kembali bahwa peran santri di Indonesia sangatlah berjasa terlebih dalam merebut kemerdekaan negara dari para penjajah.
“Hari ini Keluarga NU dan Republik Indonesia memperingati peristiwa jasa ulama dalam pertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan penjajah,” ujar Said Aqil dalam sambutannya. Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkannya.
Ia menambahkan, Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan negara atas jasa serta peran para ulama dan kaum santri ini termaktub dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang “Hari Santri”.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
Said Aqil menjelaskan, tantangan sekarang ini adalah salah satunya menghadapi ideologi-ideologi yang eksistensi kesatuan Negara Repubublik Indonesia, dan sudah terlalu banyak negara yang hancur diakibatkan cara pandang yang keliru meletakkan makna “jihad” yang justru melahirkan kekacau-balauan.
“Tugas kita dalam peringati Hari Santri ini adalah jihad melawan anarkisme, radikalisme dan terorisme, juga jihad memerangi kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan kita, serta jihad melawan narkoba, dan bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai negara yang bersih dari peredaran Narkoba,” tutupnya. (L/M09/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo