Tel Aviv, MINA – Sebanyak 60 perwira cadangan di Divisi Intelijen Militer Israel (AMAN) memutuskan untuk tidak mematuhi perintah dan menolak bertugas sebagai protes atas amandemen undang-undang peradilan dilakukan pemerintah Zionis Israel saat ini.
Media Israel melaporkan, bahwa 60 perwira dari Divisi Intelijen dan pendiri sistem “Khabtzelot”, yang bertanggung jawab untuk meluluskan perwira terpenting di divisi tersebut, telah membekukan dinas mereka sampai pemerintah Zionis Israel mencabut pemberlakuan undang-undang yang “membatasi peradilan.” demikian Palinfo, Rabu (2/8).
Para perwira tersebut dalam surat mereka sampaikan kepada pejabat Divisi Intelijen mengatakan, pemerintah terus mengabaikan “dampak bencana” dari perubahan yudisial pada tentara, yang mengharuskan pembekuan dinas militer di semua unit pengumpulan informasi sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Akhir Juli lalu, tentara Israel untuk pertama kalinya mengakui bahwa persiapan menghadapi keadaan darurat keamanan rusak, karena ketidaksetujuan ribuan tentara dan petugas cadangan sebagai protes terhadap perubahan undang-undang peradilan.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Hal itu terjadi sepekan setelah lebih dari seribu pilot cadangan mengumumkan penolakan mereka untuk bertugas di militer.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, bahwa komando militer melakukan sesi evaluasi situasi, dan data menunjukkan gambaran yang “mengganggu dan suram” tentang efek dari “gelombang ketidakpuasan” yang melanda tentara dan perwira cadangan.
Pada 24 Juli 2023, parlemen “Knesset” Israel akhirnya menyetujui RUU yang menghapuskan “uji kewajaran”, yang memungkinkan Mahkamah Agung memantau dan meninjau keputusan pemerintah dan membatalkan beberapa diantaranya jika tidak sesuai dengan kepentingan publik.
Akibatnya, sekitar setengah juta orang Israel turun ke jalan dalam demonstrasi yang penuh kemarahan, yang menyebabkan puluhan luka-luka dan ditangkap, sementara mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert, memperingatkan “Israel mengadakan perang saudara.” (T//P1)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang