Sebanyak 600 Aktivis Palestina-Israel Peringati 10 Tahun Pejuang Perdamaian

Tepi Barat, 11 Syawwal 1437/ 16 Juli 2016 (MINA) – Sekitar 600 aktivis - mengadakan aksi untuk memperingati 10 tahun para Pejuang untuk Gerakan Perdamaian dan menyerukan “masa depan yang lebih baik bagi kedua pihak, masa depan yang damai, keadilan, dan kesetaraan”.

Pawai yang diselenggarakan oleh Pejuang Perdamaian Pos Pemeriksaan Terowongan (CFP) di Tepi Barat ini dimulai dari pintu masuk desa Battir, selatan Betlehem hingga memenuhi terowongan pos pemeriksaan yang memisahkan wilayah Betlehem dari Al-Quds.

Selama aksi yang dijaga oleh pasukan IDF, aktivis dan anggota para pejuang meneriakkan slogan-slogan anti penjajahan dan menuntut agar diakhirinya pendudukan.

Dalam pidatonya di pos pemeriksaan koordinator kelompok CFP, Ra’ed Haddar mengatakan pertemuan itu mengajak perdamaian.

“Kami tetap tinggal di sini, kami tidak takut senjata Anda karena kami percaya pada keadilan dan perdamaian,” katanya.

Sementara aktivis CFP dari Israel, Neta Hazan mengatakan membela Palestina adalah tugas kita bersama,

“Sebagai seorang wanita Timur, puteri dari Maroko dan Mesor, saya merasa ini adalah tugas saya untuk berdiri bersama saudara saya, Palestina dan saudara-saudara lainnya karena perjuangan mereka adalah perjuangan kita, orang timur untuk menuju kesetaraan dan kebebasan,” tegasnya.

CFP meyakini bahwa konflik tidak dapat diselesaikan melalui cara-cara militer, oleh salah satu pihak, tetapi melalui aksi bersama dengan memutus siklus kekerasan dan mengakhiri pendudukan Israel dari wilayah Palestina.

Gerakan ini menyerukan pembentukan negara Palestina merdeka dengan ibukota Yerusalem Timur, berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, di samping Israel.

Mereka mengajak kedua negara untuk bergabung dengan gerakan itu guna mencapai perdamaian dan rekonsiliasi antara Palestina-Israel.

Acara yang dihadiri oleh pembuat film amerika Stephen Apkom yang menyutradarai film dokumenter baru”Pengganggu Perdamaian”. Selain itu, turut hadir Alistiair Little dan Jerry Foster, seorang Katolik dan Protestan yang masing-masing berjuang di sisi yang berlawanan ketika konflik di Irlandia Utara. (T/P004/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)