Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 7.000 Tentara Israel Melarikan Diri Setiap Tahun

Rana Setiawan - Kamis, 27 April 2017 - 09:15 WIB

Kamis, 27 April 2017 - 09:15 WIB

451 Views

Tentara <a href=

Israel" width="650" height="366" /> Tentara Israel stress. (Foto: Press Tv)

Tel Aviv, 29 Rajab 1438/26 April 2017 (MINA) – Berdasarkan data baru yang diterbitkan militer Israel,  sekitar 7.000 tentara Israel telah gagal menyelesaikan tugas dinas militer mereka, sebagian besar karena alasan medis dan psikologis, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan.

Data ini juga menyebutkan, sebanyak 22 persen dari tentara meninggalkan tugas, termasuk 14,6 persen laki-laki dan 7,4 persen perempuan, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip MINA, Kamis (27/4).

Sumber-sumber militer mengatakan, jumlah sebenarnya dari prajurit yang melarikan diri atau tidak melanjutkan tugas mereka adalah lebih tinggi, sementara militer Israel tidak melaporkan rincian secara lengkap.

Menurut Direktorat Tenaga Kerja di Angkatan Darat Israel, satu dari tujuh tentara pada tahun 2016 tidak menyelesaikan dinas militer mereka, entah karena sakit atau pura-pura sakit, sehingga diberhentikan atau dikeluarkan.

Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024  

Sumber keamanan menjelaskan, alasan kesehatan, seperti masalah psikologis, menjadi penyebab utama para prajurit Israel mangkir dari tugas militernya.

Untuk menghindari dinas wajib militer setelah selesai pendidikan sekolah menengah, banyak keluarga warga Israel mengirim anak-anak mereka ke luar negeri.

Militer saat ini sedang mempelajari rencana lain.

Juru bicara militer Israel mencoba untuk mengaitkan kasus prajurit mangkir dari tugas dengan “ketidakpuasan” tentara terhadap unit militer yang mereka ikuti.”

Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel

Pernyataan seperti itu telah gagal menyembunyikan sorotan terhadap tentara Israel, terutama setelah keputusan untuk mengurangi masa dinas militer dari 36 menjadi 32 bulan.

Kekhawatiran ini meningkat dengan adanya pengurangan wajib militer hingga 30 bulan pada 2020. Karena itu, militer mengalihkan perhatiannya kepada orang Arab Badui dan Ortodoks Haredi Yahudi untuk memenuhi  wajib militer tersebut.

Bulan lalu, ribuan orang Yahudi Ortodoks menggelar aksi protes di Kota Yerusalem terhadap kebijakan wajib militer, karena alasan yang melanggar aturan.

Mereka membawa spanduk bertuliskan: “Wajib militer adalah holocaust nyata bagi Yudaisme (orang-orang Yahudi), karena menurut “Kitab Suci dan Negara Israel, itu menganiaya orang-orang Yahudi.” (T/R01/RS1)

Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan

Rekomendasi untuk Anda